Sudah cukup lama saya tidak menulis pada blog ini. Tiba-tiba terpikirkan untuk bercerita mengenai kuliah yang sudah mulai normal. Lansung saja dah ya...
SK kampus saya sudah turun nih mengenai kuliah normal alias tatap muka. Tercatat tgl 17 Mei kemaren semua mahasiswa harus masuk kuliah di ruang masing-masing. bukan ruang meet, zoom atau sejenisnya loh.
Karena suasana juga setelah lebaran, jadi berasa halal bi halal. Apalagi buat angkatan saya 2019 yg sempat masuk sebelum covid-19 selama 1 semester kemudian online.
Ya banyak alhamdulillah setidaknya di akhir semester yg ada matakuliah lengkap di angkatan, sehingga masih bisa bertemu teman-teman yg hanya kenal saat masih menjadi Maba.
Mau cerita nih seantusias apa sih para mahasiswa buat kuliah normal. Banyaknya mendengar keluhan "enggak bisa sambil rebahan lagi nih, gk bisa di tinggal tidur nih, wah berat nih kalau harus sambil kerja". Tapi di lain hati mereka juga mengatakan "asyik bisa bertemu teman-teman, bisa nongki-nongki, jalan-jalan atau bisa ghibah (tidak untuk diikuti ya)". Banyak juga yang ribet harus beli sepatu, dan bahkan pakaian. Karena terlalu lama online yang membuat sepatunya kekecilan, tasnya berjamur dan bajunya jenis daster (cewek).
Mungkin bagi mahasiswa ekstrovert kuliah luring membuat energi mereka semakin besar. Karena manusia dengan kepribadian ini mendapatkan energi dari interaksi dengan banyak orang. Tapi bagi sebagian besar yang memiliki kepribadian introvert ini merasa agak was-was, bukan karena tidak suka. Mereka hanya merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan banyak orang. Apalagi di tambah 2 tahun lebih mereka kuliah online yang mengakibatkan sebagian besar di rumah saja.
Seperti jenis saya nih, yang terbilang introvert. Tapi saya suka berbicara di depan orang, tetapi setelah itu saya merasa tenaga saya terkuras. Nah, penyesuaian ini sebenarnya yang harus di latih. Kebalikan dari ekstrovert, manusia dengan kepribadian introvert ini mendapatkan energi dengan cara sendiri. Bisa jadi dia terlihat akrab dan bertenaga di tengah keramaian, akan tetapi setelah itu dia akan merasa lelah. Dia merasa tenaganya melemah, sehingga dia harus mendapatkan tenaga itu dengan sendiri atau jauh dari keramaian.
Saya juga mau menyampaikan jika kepribadian introvert itu bukan sesuatu hal yang memalukan. Karena beberapa teman saya bercerita dia tidak terima jika dirinya di anggap introvert karena dengan ucapan seseorang itu dia merasa asing, atau di anggap anti sosial. Padahal seseorang introvert ini bukan anti sosial, hanya saja cara bersosialisasinya dia berbeda. ok!
Jadi kuliah normal ini pasti dominan seru dengan cara masing-masing loh y. Kita tidak bisa memaksakan keseruan kita harus sama dengan banyak orang. Saya juga mau menitipkan pesan di blog saya kali ini untuk teman-teman seangkatan saya mahasiswa angkatan 19. Yang masuk kuliah tatap muka menjadi maba kemudian masuk lagi sudah menjadi mahasiswa menjelang semester tua (ya karena masih ada semester 7-8). "Tetap semangat. Nikmatin setiap prosesnya. Semangat nambah bacaan, semangat belajar nulisnya dan semoga lancar perjalanan menimba ilmunya"
Blog ini berdasarkan argumentasi saya sendiri dan sesuatu yang berada di sekitar saya, jika kalian merasa tidak sesuai maka mungkin kita melihat dari kacamata yang berbeda.
terimakasih sudah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H