Lihat ke Halaman Asli

Nur Fitriyah

Mahasiswa Komunikasi

Sisi Lain Pandemi bagi Orangtua di Rumah

Diperbarui: 25 November 2020   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

 

Dalam rangka menekan penyebaran covid-19, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) telah dipindahkan ke rumah sejak 19 Maret 2020 kemarin. Keresahan para guru dan murid yang sulit melaksanakan KBM dengan baik, rupanya juga turut dirasakan oleh para walimurid di rumah.

Banyaknya sekolah-sekolah yang di-’pindahkan’ ke rumah secara tiba-tiba, membuat para orang tua merasa tidak siap bahkan kewalahan. Di samping memegang peran sebagai orang tua, mereka juga harus menggantikan peran guru untuk memberikan pembelajaran pada anak selama di rumah.

Cukup banyak kendala yang dialami para walimurid. Seperti sukarnya memenuhi media untuk pembelajaran dari rumah. Karena tidak semua orang tua memiliki ekonomi yang cukup untuk menyediakan perangkat beserta paket data setiap harinya untuk pembelajaran daring. Belum lagi untuk para orang tua yang belum sepenuhnya melek teknologi. Terutama di daerah pedesaan. Mereka masih kaget dan bingung awalnya dalam mengikuti dan memandu anaknya melakukan pembelajaran lewat gawai semata.

Tidak hanya itu, susahnya membagi waktu untuk menemani anak belajar dengan memenuhi kewajiban sebagai orang tua juga mereka rasakan. Seperti bagi para ibu yang masih harus mengurus pekerjaan rumah.

Contohnya seperti yang dialami Homsinah, ibu dengan 3 anak ini mengungkapkan keresahannya sebagai orang tua yang anaknya juga harus melaksanakan KBM dari rumah.

“Selama KBM dilaksanakan dari rumah, saya selaku orang tua jelas merasa kewalahan. Karena dengan melaksanakan pembelajaran dari rumah, anak-anak hanya mendapatkan minim pembelajaran dan materi.” Ungkap wanita berumur 36 tahun ini.

“Belum lagi saya sebagai ibu rumah tangga sekaligus juga wanita karir. Masih banyak hal lain yang belum diurusi. Seperti mengurus anak-anak lainnya, memasak, mencuci, dan bekerja,” sambungnya.

Untuk mengatasi hal semacam ini, komunikasi adalah kuncinya. Pihak sekolah dan orang tua harus bisa melakukan komunikasi dan diskusi yang baik selama pembelajaran di masa pandemi. Agar rencana pembelajaran yang ada dapat tetap terlaksana dengan baik meski tidak ada pertemuan tatap muka langsung di sekolah seperti sebelumnya.

“Keinginan saya sederhana saja. Kedepannya semoga pandemi ini segera berakhir dan anak-anak bisa belajar di sekolah lagi.” Harap Homsinah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline