Mendung hari itu berbeda,
Terbersit sejenak tentang mu.
Tentang kamu yang sosoknya ku harap tak pernah terganti, sekalipun dengan Manusia se-sempurna apapun.
Kamu yang sejak entah, secara perlahan tapi pasti telah menguasai seluruh Aku.
Segala tentang mu berubah menjadi candu sekaligus obat bagiku.
Tak ada yang salah dengan cinta, yang salah adalah Aku.
Aku yang membiarkan rasa ini terus tumbuh kian kuat.
Aku yang sejak awal menaruh rasa pada mu, ditengah ketidakmungkinan yang kita sama-sama hadapi.
Ratusan hari telah kita lewati bersama,
Kisah demi kisah, tak jarang masalah membersamai semuanya.
Tapi yang ku tahu, semua hal itu hanya semakin membuat kita sedekat dua jari, tanpa celah.
Bukan tak pernah ku pinta dalam Doa ku, agar Tuhan berikan ruang diantara kita,
Agar cinta, rindu, dan harapan ini tak kian menguat.
Agar Aku memahami keterbatasan kita,
Tapi kurasa kali ini semesta ingin bermain lebih lama,
Sementara Aku, dengan segala konsekuensi hati yang ku sudah kupahami, ku ambil segala jenis kemungkinan baik pun buruk didepannya.
Tak peduli lagi selama ada Kamu.
Kata orang cinta itu buta,
Iya, anggap saja aku buta.
Aku tak peduli lagi pada segala jenis perbedaan diantara kita,
Pada tinggi nya dinding yang membatasi kita,
Pada apapun yang mereka lihat adalah salah, aku tak lagi peduli.
Sebab yang ku tahu, saat ini, dan kuharap esok, lusa, hingga kapanpun,
Aku mencintaimu, sangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H