Lihat ke Halaman Asli

fitri istiqomah

pelajar sekolah

Persahabatan di Tengah Kemacetan

Diperbarui: 2 November 2023   18:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:pixabay

Delapan tahun yang lalu, ketika aku masih bekerja di kota Bandung yang dikenal dengan sebutan "kota kembang," kehidupanku penuh dengan rutinitas yang sibuk. Hari-hari panjang di tempat kerja seringkali diakhiri dengan mengejar waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas pribadi. Pada suatu hari yang cerah, kejadian tak terduga di tengah kemacetan lalu lintas mengubah arah hidupku.

Aku telah menyelesaikan pekerjaanku untuk hari itu dan pergi ke ATM untuk mengambil uang. Seperti biasa, jalanan penuh dengan kendaraan yang berhenti, menciptakan kemacetan yang menjengkelkan. Sementara aku menunggu kesempatanku untuk maju, aku melihat seorang wanita yang menarik perhatianku.

Dia adalah seorang mahasiswi dari Universitas Negeri Jenderal Achmad Yani (Unjani), dan terlihat sangat cantik dengan senyuman manisnya. Dia berdiri di pinggir jalan dengan buku di tangannya, menatap jalanan yang penuh dengan kendaraan yang berhenti. Aku merasa tertarik oleh ketenangannya di tengah keramaian.

Tiba-tiba, dia menolehkan wajahnya ke arahku dan tersenyum. Dia menyapaku dengan ramah, "aa mau ke mana? Mau ke depan?"

Aku bertanya, "Oh, kamu mau ke mana?"

"Dekat sana," katanya, mengarahkan jari ke depan. "Kita bisa berjalan bersama, jika kamu mau."

Aku tersenyum dan setuju untuk berjalan bersamanya. Kehadirannya yang ceria dan tawanya yang menular membuat kemacetan lalu lintas terasa lebih ringan. Kami berdua mulai berjalan di antara mobil-mobil yang berhenti dan saling berbagi cerita tentang kehidupan sehari-hari kami.

Dia adalah mahasiswi yang rajin dan cerdas, dan dia mengambil jurusan yang membuatku merasa terkesan. Kami berbicara tentang minat dan hobi kami, cita-cita, dan rencana di masa depan. Pertemuan ini adalah hembusan udara segar di tengah rutinitas yang sibuk.

Ketika kami sampai ke tujuannya, kami berdua merasa bahwa pertemuan ini adalah takdir. Meskipun perkenalan kami terjadi di tengah kemacetan lalu lintas, itu adalah awal dari persahabatan yang istimewa. Kami bertukar nomor telepon dan berjanji untuk bertemu lagi.

Kami berdua menjalani kehidupan kami dengan sibuk, tetapi kami selalu menyempatkan waktu untuk bertemu dan berbagi cerita. Delapan tahun setelah pertemuan itu, kami masih menjadi teman dekat, dan pertemanan kami telah tumbuh menjadi lebih dari sekadar pertemuan di jalanan yang sibuk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline