Lihat ke Halaman Asli

Fitri

Mari belajarr

Kendala dalam Budidaya Sayuran di Kecamatan Telluwanua, Kelurahan Pentojangan Palopo

Diperbarui: 9 Juni 2021   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yangdilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.

Fenomena banjir di Kecamatan Telluwanua merupakan suatu permasalahan yang sangat komplek, dan cenderung menjadi sebuah fenomena alam. Olehnya itu dibutuhkan sistem penanggulangan yang komprehensif dan terintegrasi yang dapat mengkolaborasi semua parameter-parameter penyebab banjir, guna dijadikan acuan dalam pemantauan dan menangani permasalahan banjir tersebut terkait dengan produktifitas tanaman pangan di Kecamatan Telluwanua, khususnya di Ka'da RW.01. 

Banjir terjadi pada umumnya disebabkan akibat hasil luapan Danau Tempe dan curah hujan yang tinggi di luar wilayah Kecamatan Telluwanua sehingga debit air meningkat pada seluruh aliran sungai yang melalui KecamatanTelluwanua. Terjadi banjir dikarnakan curah hujan yang tinggi, debit banjir yang masuk ke dalam danau dapat di lihat daripeningkatan kedalaman air hingga dada orang dewasa.

Peristiwa banjir merupakan salah satu fenomena yang sangat sering terjadi Kecamatan Telluwanu. Untuk dapat mengidentifikasi resiko banjir yang perpengaruh pada lahan pertanian yang ada perlu di ketahui penyebab banjir. Banjir dapat disebabkan oleh facktor alam maupun faktor berbuatan manusia.

Dokpri

Adanya banjir ini dapat menyebabkan kerusakan pada lahan pertanian, sehingga tanaman sayuran membusuk. Sayuran membusuk dapat menurunkan penghasilan petani, karena sudah tidak layak untuk di perjual belikan. Hal ini sangat memprihatinkan bagi petani karena bertani adalah satu-satunya mata pencaharian di kecamatan Telluwanua.

Penulis : Atri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline