Lihat ke Halaman Asli

Safrida Fitri Nasution

Seberapa banyak engkau menulis, pada akhirnya akan membaca

Menggenggam Hampa di Ujung Dahan

Diperbarui: 7 Januari 2025   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.app.goo.gl/7U3jt2wFW2JD8CZe9Input Keterangan & Sumber Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))

Di ujung dahan yang kian rapuh,
kugenggam mimpi yang perlahan luruh.
Angin berbisik, membawa sunyi,
sementara jiwaku menanti tepi.

Daun-daun gugur, meninggalkan jejak,
rindang cerita berubah retak.
Namun, di sini aku tetap berdiri,
meski yang kurasa hanyalah sepi.

Adakah harap di ujung tatapan?
Ataukah hanya bayang yang menghilang perlahan?
Aku memeluk yang tak bisa kugenggam,
hampa berdiam, waktu terdiam.

Namun, dahan ini tak sepenuhnya pudar,
akar di bawah tetap tegar.
Meskipun rapuh, aku tak hancur,
karena hidup adalah kisah yang selalu jujur.

Di ujung dahan, kutemukan makna,
bukan soal apa yang hilang di sana.
Tapi bagaimana aku tetap bertahan,
menari bersama angin, meski sendirian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline