Lihat ke Halaman Asli

Fitrawan Umar

Dosen dan Penulis Buku

Apakah di Masa Depan, Manusia Akan Kembali Hidup Nomaden?

Diperbarui: 9 Januari 2018   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Apartemen Green Pramuka City. Apartemen menjadi penanda hidup nomaden.

Kehidupan memang memiliki siklus. Dalam beberapa hal, manusia kadang kembali ke kehidupan model lampau. Misal dalam tren fashion. Tren-tren yang pernah jaya di masa lalu sering populer lagi di masa sekarang. Lalu bagaimana dengan kehidupan nomaden alias berpindah-pindah yang pernah dilakukan manusia di zaman dahulu? Mungkinkah manusia akan kembali hidup nomaden?

Hidup nomaden bukan hal mustahil. Manusia prasejarah dulu hidup nomaden karena tidak memiliki tempat permanen dan sangat bergantung dari sumber daya alam di sekitarnya. Manusia pascamodern sekarang memungkinkan kembali hidup nomaden dengan alasan yang berbeda.

Fenomena ke arah hidup nomaden dapat terlihat setidaknya dalam tiga hal: 1) meningkatnya mobilitas hidup manusia; 2) tuntutan pekerjaan yang berpindah-pindah; 3) bertumbuhnya rumah hunian praktis.

Terkait mobilitas, teknologi transportasi saat ini semakin canggih sehingga memangkas banyak waktu perjalanan. Pergerakan barang dan manusia dari satu kota ke kota yang lain kini kian cepat. Di Indonesia, seseorang bisa sarapan pagi di Jakarta, makan siang di Balikpapan, dan makan malam di Makassar dalam satu hari. Pada masa-masa akan datang, teknologi transportasi akan terus berkembang dan mencapai titik tercepatnya. Di masa depan, seseorang dapat mengelilingi Pulau Jawa dalam tempo 1 jam saja.

Selanjutnya tentang pekerjaan yang berpindah-pindah. Tidak dimungkiri pekerjaan-pekerjaan konvensional akan semakin terkikis di masa akan datang. Tren pekerjaan di masa depan akan mengarah ke hal-hal yang erat dengan dunia digital. Perusahaan-perusahaan besar di masa depan diprediksi tidak lagi mengandalkan kantor konvensional. Beberapa perusahaan bahkan tidak punya kantor secara fisik di dunia nyata, tetapi memanfaatkan kantor digital.

Pekerjaan di masa depan cenderung ke 'freelance' sehingga menuntut pekerja untuk berpindah-pindah dari satu kota ke kota yang lain. Di masa akan datang, seseorang bisa saja bekerja di Jakarta pada hari Senin, di Padang hari Selasa, di Lombok hari Rabu, di Denpasar hari Kamis, di Samarinda hari Jumat, di Maluku hari Sabtu, dan di Papua hari Minggu. Begitu seterusnya.

Fenomena berikutnya ialah pertumbuhan rumah hunian praktis. Rumah hunian praktis yang dimaksud ialah apartemen yang kini menjamur di banyak kota. Dengan meningkatnya mobilitas manusia dan tuntutan pekerjaan, maka manusia akan cenderung memanfaatkan apartemen sebagai tempat peristirahatan. Apartemen dianggap lebih praktis sebab memiliki ruang yang tak terlalu luas. Manusia pun tidak perlu terlalu repot mengurus hal-hal teknis terkait rumah.

Apartemen Praktis Full Furnished (sumber: www.apartemengreenpramuka.com)

Dikutip dari situs Apartemen Green Pramuka City, para warga apartemen tidak lagi disibukkan dengan urusan seperti memelihara taman, kebersihan, dan keamanan, sebab semuanya akan diurus oleh pengelola apartemen. Apartemen Green Pramuka sendiri saat ini sudah menawarkan hunian praktis dengan menyediakan seluruh perabotan (full furnished) sehingga pemilik apartemen tidak perlu lagi membeli perabotan. Pembeli apartemen hanya perlu membawa kopernya.

Di masa depan, manusia berpindah-pindah dengan cukup membawa koper. Tidak perlu lagi membeli kasur, lemari, dan lain sebagainya jika harus berpindah kota. Jika masa dahulu manusia hidup nomaden di gua-gua, masa akan datang manusia hidup nomaden di apartemen-apartemen. Wallahu'alam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline