Lihat ke Halaman Asli

Elegi Berkabut Kelam

Diperbarui: 19 Oktober 2022   03:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malamku terusik bunyi gemercik rintik....

Dalam ingatan tersirat bayangan kelam masa silam yang penuh pertentangan....nurani....kebencian dan dendam....

Detak jarum jam menyiratkan adanya pergumulan antara ruang dan waktu untuku menyikapi kelamnya hitam...

Aku... Aku bertarung dalam bayangan sampai arah matahari tepat di atas kepalaku...dan bulan kembali ke peraduan malam...

Aku... Aku hanya akan berpejam jika rembulan telah usai menguasai malam.... Hingga pagiku kembali dalam hening kepiluan.

Sadarku akan ingatan, membuat nadiku berdetak kencang... Namun kulupa bahwa takdirku telah digariskan....

Kini...Pasrah ku hanya pada alam yang mengatur siang dan malam...

Inginku bersandar hanya pada keadaan yang penuh ketidak pastian....

Hingga kelak pada saat nya....ku bertemu dengan pemilik sang alam bersimpuh memohon ampunan....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline