Lihat ke Halaman Asli

Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan di Maluku Utara: Respon! Fitrah Maulana Guret (F.M.G)

Diperbarui: 8 Desember 2024   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

F.M.G : Aktivis Muda Maluku Utara 

Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan di Maluku Utara: RESPON.!! Fitrah Maulana Guret (F.M.G)

Ternate, 8 Desember 2024 -- Provinsi Maluku Utara, yang dikenal dengan kekayaan sumber daya alam dan keindahan alamnya, masih menghadapi tantangan besar dalam hal infrastruktur. Dalam sebuah dialog publik di Ternate, Fitrah Maulana Guret (F.M.G), tokoh muda asal Ternate yang aktif menyuarakan isu pembangunan, menyampaikan pandangan mendalamnya tentang pentingnya infrastruktur berkelanjutan sebagai kunci untuk memajukan provinsi ini.

"Maluku Utara telah mengalami kemajuan signifikan dalam 25 tahun terakhir, tetapi banyak pekerjaan rumah yang belum selesai. Kita tidak hanya berbicara tentang pembangunan jalan atau jembatan, tetapi bagaimana infrastruktur itu bisa menjangkau semua wilayah, memberikan manfaat jangka panjang, dan ramah terhadap lingkungan," kata F.M.G.

Tantangan di Berbagai Daerah Maluku Utara

F.M.G menyoroti beberapa wilayah yang hingga kini masih tertinggal dalam hal infrastruktur:

  1. Pulau Obi (Halmahera Selatan):
    Meskipun Pulau Obi merupakan salah satu daerah kaya tambang, akses jalan di pulau ini masih minim. Penduduk setempat sering mengeluhkan sulitnya distribusi hasil pertanian dan perikanan karena buruknya kondisi jalan dan terbatasnya transportasi umum.

  2. Pulau Morotai:
    Sebagai salah satu destinasi wisata unggulan, Morotai sebenarnya memiliki peluang besar untuk berkembang. Namun, fasilitas pendukung seperti pelabuhan, jaringan listrik, dan air bersih masih sangat terbatas di beberapa kecamatan. "Bagaimana kita bisa mempromosikan Morotai sebagai tujuan wisata internasional jika infrastrukturnya belum memadai?" tanya F.M.G.

  3. Pulau Bacan (Halmahera Selatan):
    Di Bacan, masalah terbesar adalah konektivitas antarpulau. Banyak desa yang masih terisolasi karena minimnya transportasi laut yang memadai, apalagi di musim cuaca buruk.

  4. Halmahera Utara dan Tengah:
    Wilayah pedalaman Halmahera, terutama di sekitar Tobelo dan Weda, masih kekurangan infrastruktur dasar seperti akses jalan ke desa-desa terpencil, sekolah, dan puskesmas.

  5. Kepulauan Sula dan Taliabu:
    Dua kabupaten ini sering dianggap sebagai daerah terpinggirkan. Jalan raya yang menghubungkan antar-kecamatan di Sula masih berupa jalan tanah yang sulit dilewati saat musim hujan.

Pembangunan Berkelanjutan: Apa yang Harus Dilakukan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline