Oleh :
Fitna Amalia Mauryn (Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Semarang) dan Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd., Dr (Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran Seni Budaya SD)
Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Universitas Negeri Semarang
Peran Pembelajaran Seni Rupa dalam Kurikulum Merdeka
Pembelajaran seni rupa dalam Kurikulum Merdeka di sekolah dasar memegang peran yang sangat penting dalam membentuk perkembangan siswa secara holistik. Seni rupa bukan hanya sekadar mengajarkan keterampilan teknis, seperti menggambar, mewarnai, atau membuat karya seni rupa lainnya. Lebih dari itu, pembelajaran seni bertujuan untuk melatih siswa dalam mengasah kreativitas, memperhalus rasa estetika, dan menumbuhkan apresiasi terhadap seni sejak usia dini. Pada fase perkembangan siswa di tingkat sekolah dasar, seni rupa berfungsi sebagai sarana bagi siswa untuk mengekspresikan ide-ide serta emosi mereka secara visual. Melalui pendekatan ini, siswa diajak untuk belajar berpikir kreatif dan solutif dalam menghadapi tantangan yang berhubungan dengan seni, sekaligus mendalami makna estetis di balik karya yang mereka buat. Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran seni rupa sangat berfokus pada pengembangan keterampilan esensial dan karakter siswa, termasuk kreativitas, kepekaan terhadap lingkungan, serta keberanian untuk mengekspresikan diri melalui media seni.
Tantangan dalam Penerapan Pembelajaran Seni Rupa
Meskipun pembelajaran seni rupa di sekolah dasar sangat berperan penting, terdapat tantangan signifikan dalam pelaksanaannya, terutama dalam konteks Kurikulum Merdeka. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah ketiadaan buku panduan yang ditujukan khusus untuk siswa. Dalam Kurikulum Merdeka, buku panduan seni rupa lebih ditujukan untuk guru, sehingga guru mengalami kesulitan dalam mengelola proses pembelajaran yang efektif. Guru diharuskan untuk mencari alternatif bahan ajar tambahan yang sesuai dengan tema-tema yang akan diajarkan, dan sering kali, kolaborasi antara guru mata pelajaran yang sama menjadi solusi yang perlu dilakukan. Di satu sisi, hal ini menjadi tantangan karena guru harus lebih aktif dan mandiri dalam mencari sumber referensi dan materi ajar. Namun di sisi lain, tantangan ini juga membuka peluang bagi guru untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menciptakan materi pembelajaran yang menarik dan relevan bagi siswa, menciptakan lingkungan belajar yang lebihpartisipatif, dan memfasilitasi siswa untuk lebih eksploratif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran Seni Rupa dan Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, pembelajaran seni rupa juga memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam penguatan karakter siswa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Seni rupa tidak hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga menjadi medium untuk mengembangkan dimensi-dimensi penting dari Profil Pelajar Pancasila, seperti kreativitas, gotong royong, dan sikap mandiri. Misalnya, proyek seni rupa kolaboratif dapat menjadi wadah bagi siswa untuk mengembangkan sikap bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain, sembari tetap mengekspresikan kreativitas dan ide-ide mereka melalui media seni. Siswa diajak untuk berpikir kritis tentang makna dari karya seni yang mereka buat, bagaimana karya tersebut merepresentasikan diri mereka, serta bagaimana karya tersebut bisa memberikan dampak terhadap orang lain. Melalui pendekatan ini, pembelajaran seni rupa dapat menjadi sebuah pengalaman belajar yang tidak hanya bermakna secara individu tetapi juga memperkaya nilai-nilai sosial dan budaya.
Pembelajaran Seni Rupa sebagai Bagian Integral dalam Kurikulum Merdeka
Secara keseluruhan, pembelajaran seni rupa dalam Kurikulum Merdeka merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam upaya menciptakan generasi siswa yang lebih kreatif, mandiri, dan berpikiran kritis. Seni rupa menjadi media yang fleksibel bagi siswa untuk berekspresi secara bebas, namun tetap terarah dalam pengembangan kompetensi dasar mereka. Hal ini sejalan dengan tujuan utama Kurikulum Merdeka yang mendorong pembelajaran berbasis proyek serta penekanan pada materi esensial, sehingga siswa memiliki lebih banyak waktu untuk mempelajari suatu topik secara lebih mendalam. Selain itu, seni rupa sebagai bagian dari pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan soft skills juga mampu membantu siswa untuk lebih memahami dunia di sekitar mereka melalui perspektif estetis, sehingga pembelajaran menjadi lebih holistik dan bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H