Lihat ke Halaman Asli

Fitka Aulia

Mahasiswa

Pengembangan E-LKPD Sebagai Solusi Kesenjangan Outcome Pelaksanaan Praktikum IPA

Diperbarui: 1 Juli 2024   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : pribadi

Elektronik Lembar Kerja Peserta didik (E-LKPD) adalah bahan ajar yang digunakan untuk mendukung guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, sebab di dalam E-LKPD sudah tercantum banyak informasi disertai dengan gambar dan video yang bisa diakses oleh siswa itu sendiri, sesuai dengan E-LKPD yang telah kami susun.


Dalam hasil pengamatan pada salah satu sekolah jenjang SMP/MTs di Kota Serang, penggunaan E-LKPD pada pembelajaran IPA belum digunakan secara optimal dengan media online, disekolah tersebut menggunakan LKPD yang sudah ditetapkan sehingga belum memenuhi kebutuhan siswa disekolah tersebut. Maka dari itu, kami melakukan pengembangan E-LKPD dengan materi Getaran, mencantumkan konsep Kemampuan Proses Sains (KPS) dan Hand On Activity (HOA), sehingga menyesuaikan kebutuhan siswa dengan tujuan serta alur yang telah dibuat.


Outcome atau hasil pembelajaran dalam pengembangan E-LKPD ini adalah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan siswa, seperti dapat meningkatkan pemahaman individu, serta dapat mengembangkan soft skills atau keterampilan siswa selama proses belajar dikelas berlangsung. Pengembangan E-LKPD materi "Getaran" ini diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran dan memberikan dampak positif untuk pemahaman dan keterampilan siswa dalam mempelajari materi IPA.


"Dalam E-LKPD ini, tujuan pembelajaran yang harapannya dapat kami raih yaitu agar siswa dapat menguasai kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif serta menguasai keterampilan siswa dalam berpraktikum." Ungkap penulis


E-LKPD perlu mencantumkan metode yang jelas dan terstruktur untuk memberikan panduan langkah demi langkah, membantu siswa tetap fokus, dan mengikuti prosedur dengan benar. Metode yang baik memfasilitasi pemahaman konsep dan teori praktikum, serta mengembangkan keterampilan proses ilmiah seperti observasi, pengukuran, analisis data, dan kesimpulan. Bagian E-LKPD meliputi pendahuluan, alat dan bahan, langkah-langkah kerja, pengamatan dan pencatatan data, analisis data, kesimpulan dan diskusi, serta refleksi dan evaluasi. Pendahuluan mencantumkan tujuan praktikum, hipotesis, dan pertanyaan penelitian.

Selain metode, E-LKPD memerlukan pendekatan berupa model pembelajaran. Discovery Learning adalah salah satu model yang efektif, di mana siswa aktif mencari dan menemukan informasi sendiri, mengembangkan keterampilan proses sains dan hands on
activity 
mereka. Pada materi "Getaran," siswa diperkenalkan dengan konsep dasar getaran melalui pertanyaan pemantik. Mereka merumuskan masalah, mengumpulkan data dengan langkah-langkah praktikum yang jelas, mencatat hasil pengamatan, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Tahap komunikasi dan refleksi melibatkan penulisan laporan dan diskusi hasil temuan.

sumber : SainsTube

Discovery Learning mengembangkan Kemampuan Proses Sains (KPS) dan Hands-On Activity (HOA). KPS mencakup keterampilan seperti mengamati, mengklasifikasikan, menafsirkan data, merumuskan hipotesis, dan menyimpulkan. HOA melibatkan siswa secara fisik dalam pembelajaran, meningkatkan pemahaman melalui pengalaman langsung. Model pembelajaran ini penting untuk memperjelas langkah-langkah dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang dirumuskan dapat tercapai secara maksimal. Model pembelajaran yang tepat dapat membantu mengatasi kesenjangan yang ditemukan dalam proses praktikum, seperti perbedaan tingkat pemahaman dan keterampilan siswa.

Namun apakah kalian tahu teman-teman? bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung di sekolah, ternyata masih banyak sekali didapatkan informasi terkait adanya kesenjangan atau permasalahan mengenai kemampuan proses sains (KPS) dan hands on activity (HOA) pada siswa saat melakukan praktikum IPA sehingga menghambat ketercapaian outcome praktikum IPA.

"Hal ini terjadi karena aktivitas dalam praktikum IPA hanya terbatas pada mengamati dan mencatat data, kurangnya melibatkan moving yang menstimulus siswa saat praktikum sehingga siswa merasa bosan dan tidak tertarik dalam mengikuti praktikum." Ujar penulis.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang telah dilakukan penulis yaitu kelompok 5 (Ajeng Restu Wahyuni, Fitka Aulia, dan Intan Nurfauziah) pada guru IPA di salah satu sekolah di Kota Serang. 

sumber : Pribadi

Berdasarkan hasil wawancara dapat kami simpulkan bahwa "penggunaan LKPD yang diterapkan disekolah tersebut belum menggunakan pendekatan KPS, HOA dan model pembelajaran secara optimal didalamnya sehingga mengakibatkan kemampuan pemahaman siswa dan tujuan pembelajarannya yang belum dapat tercapai secara optimal juga". Ujar penulis.

Nah maka dari itu, berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada kegiatan pembelajaran IPA di salah satu sekolah jenjang SMP/MTs di Kota Serang yaitu adanya kesenjangan kemampuan proses sains (KPS) dan hands on activity (HOA), penulis memiliki sebuah solusi dari permasalahan tersebut yaitu dengan cara mengembangkan bahan ajar elektronik (E-LKPD) untuk kegiatan Praktikum IPA dengan menggunakan indikator KPS dan HOA yang di integrasikan dengan model pembelajaran Discovery Learning pada materi getaran kelas VIII.

sumber : pribadi

Pada pengembangan E-LKPD materi getaran untuk SMP/MTs kelas VIII yang kami kembangkan ini didalamnya memuat capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran "getaran", dan terdapat juga pengintegrasian antara kemampuan proses sains (KPS), hands on activity (HOA) dan Model Discovery Learning berdasarkan kegiatan disetiap fasenya. 

"Sehingga dengan adanya E-LKPD ini siswa akan lebih mengembangkan keterampilan yang dimilikinya melalui HOA dan pengetahuannya terkait kegiatan praktikum melalui kemampuan proses sainsnya. Sehingga dalam praktikum siswa akan mendapatkan output berupa pemahaman materi dan keterampilan secara bersamaan." Ujar penulis.

Kemudian E-LKPD yang telah kami kembangkan ini juga telah di validasi oleh ahli bahan ajar dan materi yaitu dosen pendidikan IPA, sedangkan validasi bahan ajar oleh praktisi dilakukan oleh salah satu guru IPA di jenjang SMP/MTs Kota Serang mendapatkan hasil perolehan presentase validasi ini sebesar 95,5%. Hal ini berarti E-LKPD "getaran" yang kami kembangkan termasuk kategori sangat valid dan sangat baik untuk digunakan menurut kriteria uji validitas (Akbar, 2013). Waw keren sekali bukan teman-teman?

Pembelajaran IPA di tingkat SMP penting untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan analitis siswa. E-LKPD adalah alat efektif yang mendukung proses pembelajaran, namun penggunaannya masih belum optimal di beberapa sekolah. Pengembangan E-LKPD yang terintegrasi dengan Discovery Learning pada sub-materi "Getaran" telah terbukti meningkatkan KPS dan HOA siswa. E-LKPD yang dirancang dengan baik mengatasi kesenjangan pemahaman dan keterampilan siswa, serta memastikan bahwa KPS dan HOA tercermin dalam diri mereka.

Melalui implementasi yang sistematis, E-LKPD yang menggunakan model Discovery Learning tidak hanya memfasilitasi pemahaman konsep getaran tetapi juga meningkatkanketerampilan praktis siswa. E-LKPD yang mengintegrasikan KPS, HOA, dan Discovery Learning pada materi getaran telah divalidasi dengan hasil sangat baik. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam pengembangan E-LKPD sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline