Lihat ke Halaman Asli

Fitka Sari

Perangkai Kata

Triyono DifaBike: "Kakimu Ditebus dengan 2 Milyar, Mau?"

Diperbarui: 5 Mei 2024   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Fitka

"Acara kantor lagi." 

 Sesaat sebelum jam 09.00, di atas motor Beat yang membawaku ke rumah salah satu rekan,  itulah hal yang aku keluhkan. Hari Sabtu, hari yang sangat berharga, selain Minggu tentu saja, harus meninggalkan rumah. Sebagai seorang introvert yang akut, itu adalah hal yang mengesalkan. Tidak cukupkah Senin sampai Jumat di kantor? Mengapa harus ada acara kantor di hari Sabtu, hari surganya orang introvert karena bisa rebahan sepuasnya dan tak ketemu orang pula?

Tentu saja, itu hanya kekesalan yang tak terungkapkan. Aku tetap melajukan Beatku dengan kecepatan 40 km/jam seperti biasa. Kubuka Google Mapku saat di sekitaran trafficlight. Meski cuma berjarak kurang dari empat kilometer dari rumah, aku tetap tak mengerti dimana pasnya rumah rekan kantorku, yang menjadi tempat acara hari ini.

Setelah nyasar kurang lebih 10 menitan, karena kebingungan membaca google map, yang bisa diputer-puter sampai lupa ini arah utara yang mana (bisakah google meng update dengan menambah penunjuk bahwa arah utara adalah atas ;'(. Biar kami cewe-cewe yang kesusahan baca G. Map punya pegangan?) aku tiba di lokasi.

Setelah sambutan yang nggak cuma sekali dari orang-orang penting, tibalah acara inti. Biasanya, acara kantor diisi dengan pengajian atau penyuluhan yang mengundang dokter untuk memberi ilmu kesehatan. Kali ini, sungguh tak terduga. Acara Motivasi untuk rekan kantor dari seorang motivator Pemilik DifaBike, pelopor dan satu-satunya di dunia: Ojol untuk kaum (maaf) difabel, Pak Triyono. Awal acara dimulai, kami terhenyak menyaksikan beliau memasuki ruangan dengan (maaf) bantuan alat untuk berjalan. 

Beliau bercerita, sudah puluhan kali ke luar negeri, bahkan, semua negara Asia Tenggara sudah pernah disambanginya.

"Bapak ibu sudah pernah kemana saja?"dan kami pun tergelak.

Beliau menceritakan bahkan saat ke Thailand, orang seperti beliau asyik saja kemana-mana sendiri karena fasilitas yang memadai untuk kaum difabel. Bahkan saat memasuki wisata "kiri", kaum seperti beliau mendapat tempat VIP. Berbeda dengan (maaf), Bali yang bahkan bisa membuat kaum difabel menangis karena minimnya fasilitas jika harus bepergian seorang diri.
Beliau juga bercerita tentang negara-negara Eropa yang beliau kunjungi, semua menarik. Minusnya apa-apa mahal.


"Maka bersyukurlah tinggal di Indonesia. Meski UMR kecil, njenengan bisa menikmati apa-apa murah. Beda kalau di Eropa, jarak 1 kilo aja dengan taksi, argo berjalan baru "ngik" (memeragakan argo yang bergeser dikit), njenengan harus bayar jutaan. Belum yang lain-lain,"terangnya. 

"Jika saya yang punya keterbatasan saja bisa kemana-mana sendiri, membangun Difabike, diundang ke Mata Najwa dengan cerita Baik 2018, Kick Andy dan berkali-kali masuk TV,  bapak dan ibu harusnya bisa lebih dari saya," ucapnya. Saat itu beliau juga memutarkan vidio Nick Vujicic , yang menjadikan beliau, meskipun maaf tanpa kaki bisa bersyukur karena ada orang yang keadaan lebih difabel dari beliau. Nick, difabel  tanpa punya kaki dan tangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline