Lihat ke Halaman Asli

Psikologi Matematika :-)

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bismillah,

Keberhasilan menekan tombol publish pada tulisan pertama, menimbulkan semangat untuk kembali menuliskan sesuatu, semoga bermanfaat khususnya buat penulis dan pembaca pada umumnya.

Modul Pembelajaran Matematika yang ditulis oleh Prof. Dr. Akbar Sutawidjaja dan Dr. Jarnawi Afgani Dahlan, menjadi inspirasi untuk tulisan ini. Semoga Alloh senantiasa melimpahkan keberkahan atas ilmu yang telah dibagikan oleh Pak Akbar dan Pak Jarnawi, terkhusus kepada Pak Jarnawi yang telah berkenan menjadi pembimbing tesis bagi penulis saat menempuh kuliah Magister Pendidikan Matematika.

Kalimat awal dari modul Pembelajaran Matematika menjadi bahan pemikiran dan motivasi bagi penulis adalah "Tidak ada sebuah strategi terbaik yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajar". Kalimat ini pada hakikatnya mendorong para pendidik untuk lebih banyak memahami berbagai strategi pembelajaran.

Kompetensi pedagogis yang sebaiknya dimiliki seorang pendidik salah satunya adalah memahami strategi pembelajaran. Pemahaman strategi pembelajaran dan penerapannya dengan baik dapat dimulai dengan mengetahui konsep dan langkah-langkah kegiatan perencanaan dan pelaksanaan, serta pemahaman yang baik terhadap landasan teori yang menjadi dasar pengembangan strategi pembelajaran.

Model pembelajaran langsung adalah model favorit penulis, sepertinya penulis termasuk dalam kelompok behavioris yang sangat peduli dengan perilaku guru sebagai sumber pengetahuan yang akan mentransfer pengetahuan kepada siswa. Guru behavioris senantiasa aktif sebagai sumber pengetahuan dan pengemas informasi, biasanya guru behavioris cenderung teacher center(satu-satunya sumber pengetahuan).

Penulis menyadari bahwa terdapat beberapa kelemahan dalam model pembelajaran ini. Kesadaran terhadap kelemahan model ini membuat penulis bersemangat untuk mempelajari berbagai model dan berusaha untuk menerapkannya dalam proses pembelajaran matematika di sekolah. Teringat wajah-wajah para siswa tercinta, (semoga mereka menjadi waladun sholihah dan investasi dunia akhirat untuk kami para pendidiknya, aamiin).

Ekspresi wajah para siswa, mulai dari ekspresi kebingungan saat mencoba memahami berbagai konsep matematika, kernyutan di dahi dan ekspresi keluh kesah ketika belum mampu menyelesaikan permasalahan matematika, hingga ekspresi favorit para guru matematika, yaitu ekspresi senyuman dan kebahagiaan siswa ketika berhasil memecahkan permasalahan.

Prof. Dr. Akbar Sutawidjaja dan Dr. Jarnawi Afgani Dahlan berpendapat dalam modul Pembelajaran Matematika hal 1.1, "Proses matematika sampai di pikiran seseorang itu termasuk dalam kawasan teori belajar matematika yang sering disebut sebagai Psikologi Matematika".

Matematika untuk sebagian besar siswa diingat sebagai pelajaran yang menyulitkan, siswa seakan kehilangan kepercayaan diri dalam belajar matematika dan memiliki persepsi diri, bahwa dirinya tidak bisa lagi belajar matematika. Gambaran dari tantangan berat yang harus dicari solusinya oleh para guru. Fadjar Shadiq, M.App.Sc dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pembelajaran Matematika hal.39 mengemukakan pendapat bahwa, “Guru matematika selama proses pembelajaran matematika harus menanyakan dan berdiskusi dengan siswanya tentang kesulitan dan keberhasilan yang sudah diperlihatkan siswanya.

Dengan tulus, bantulah mereka sehingga mereka merasa diperhatikan gurunya dan memiliki kepercayaan diri yang besar untuk menyatakan bahwa dirinya mampu mempelajari matematika. Pelajari dan analisislah kesalahan yang dilakukan siswanya, sehingga kekeliruan itu tidak terjadi di lagi di kelas kita. Hanya dengan cara seperti itulah bapak dan ibu akan menjadi guru berpengalaman”.

Perpaduan antara aplikasi keunggulan teori-teori belajar di dalam kelas dengan pengalaman mengajar, kemauan pendidik untuk mengggali dan menyelidiki lebih dalam kesulitan siswa belajar matematika, serta kemampuan pendidik mendengarkan dengan tekun jawaban peserta didik diharapkan dapat membantu peserta didik dalam membentuk persepsi dan kepercayaan diri yang baru dan lebih baik dari sebelumnya terhadap matematika.

Literatur mengenai Psikologi Matematika telah banyak ditelaah oleh para pakar di bidang pendidikan Matematika. Tekad dan kemauan yang besar dari pendidik, khususnya penulis untuk mempelajari dan menerapkan Psikologi Pembelajaran Matematika dalam proses pembelajaran Matematika di kelas adalah salah satu langkah untuk mewujudkan proses kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan tentu bagi gurunya. Ekspresi senyuman dan kebahagiaan yang menumbuhkan rasa cinta terhadap Matematika akan menjadi warna yang indah dalam setiap pertemuan kegiatan pembelajaran, semoga dambaan penulis dan para guru Matematika ini akan terwujud dalam waktu dekat.

With full of love for all of my beloved student, hopefully, i can be not only a good teacher but a good inspiration for you. This article dedicate for you, my beloved student.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline