Lihat ke Halaman Asli

Kangen untuk Merindu

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Telah beragam alat komunikasi yang telah beralih sesuai fungsi dan jamannya. Penulis mencoba menanggapi kegelisahan pergeseran nilai "rindu" dalam komunikasi masyarakat seiring dengan kemudahan-kemudahan yang tersajikan dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi.

Dimulai dari sepucuk surat, setiap orang meluapkan rasa rindunya yang teramat dalam dan lama melalui perantaraan surat. Dalam sebuah surat terisi harapan, keinginan, penantian dan tentunya rindu yang berkecamuk. Kemudian Breaker datang memberikan harapan baru dalam dunia komunikasi sosial dalam bentuk suara. Hanya dengan mengucapkan mantranya "Rojer-rojer"..."ganti"... komunikasi udara pun semakin baik dan tersalurkan. Sayang, Beaker hanya dinikmati oleh kalangan tertentu dan mampu. Alat ini pun gagal mengharmonisasikan hubungan rindu  komunikan yang yang lebih besar, mendunia dan melampaui kelas sosial.

Menyambut kegelisahan komunikasi rindu masyarakat, Telpon datang memberikan kemudahan, sebagian rindu pun tersalurkan lebih teratur dibandingkan sepucuk surat yang terlalu lama menimbun rindu yang amat berat, Sebagian orang berlomba menunggu jadwal stor rindunya di rumah adapun di kios-kios telpon yang lazim kita sebut dengan WARTEL (warung telepon).

Masih dengan ketidakpuasan komunikasi yang berbatas personal, Telepon seluler datang membawa kemudahan komunikasi yang lebih pribadi dengan layanan suara maupun teksnya. Jenis telepon ini akrab disapa dengan sebutan HP (HandPhone). Melalui HP sebagian rindupun tersalurkan lebih tenang, intens, personal dan erat sepanjang pulsa dan keinginan sama besarnya.

Hari berganti hari, kemajuan teknologipun makin pesat. HP, Komputer dan Laptop-pun datang dengan beragam fasilitas sosial media yang tersalur melalui bantuan internet ini menjalar dan melekat pada masyarakat. Komunikasi jejaring sosial ini menawarkan kemudahan yang nyaris tanpa biaya dan usaha. Melalui fasilitas bebas kelas sosial, jejaring komunikasi publik ini sangat diterima dan digunakan oleh hampir seluruh lapisan  masyarakat, seperti jejaring sosial Facebook, Twitter,dsb mereka bersama-sama berkontribusi penting dalam komunikasi personal yang lebih mudah. Entah komunikasi positif atau tidak, entah rindu atau tidak, entah penting atau tidak alat ini sangat eksis menyatukan seseorang dengan yang lain di tempat yang berbeda dalam frekuensi yang nyaris nyata.

Dalam peralihan kemajuan teknologi, muncullah jejaring sosial baru sekarang ini yang lebih personal, rahasia, nyaman dan nyaris bebas biaya yang melekat di telepon genggam selular berupa aplikasi yang mempunyai koneksi dengan internet. Aplikasi tersebut seperti Line, whatsapp, kakaotalk dsb. Kebanyakan rindupun bisa tersalur langsung, aman dan pribadi disini. bahkan dengan adanya kemudahan komunikasi yang tak berbatas waktu dan tempat ini membuat banyak rindu yang tergampangkan, banyak rindu yang tak terasa rindu, dan banyak rindu yang kehilangan esensinya sendiri sebagai rindu.

Kemajuan teknologi cenderung menggeser ruang rasa manusia dalam berkomunikasi. Esensi rindu menurun seiring bermunculannya kemudah-kemudahan berkomunikasi melalui perkembangan teknologi. Entah bagaimana nasib "rindu" di jaman anak cucu kita kelak, mungkin saja ada kemudahan baru yang membumi yang menghilangkan batas-batas realitas berkomunikasi. Kasihan!, mungkin saja nantinya tak ada lagi gejolak kangen yang merindu atau rindu yang merindu.

Salam Hangat

Fithrah Auliya Ansar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline