Lihat ke Halaman Asli

Fita Amaliyah

PWK UNEJ 19

Eksternalitas Negatif Industri di Prajekan

Diperbarui: 21 Maret 2020   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pemanasan global atau yang lebih dikenal sebagai perubahan iklim global (adalah memanasnya iklim bumi secara umum. Penyebab pemanasan global ini adanya aktivitas-aktivitas industry yang melibatkan konsetrasi gas-gas tertentu yang berdampak buruk terhadap lingkungan.

Dampak yang ditimbulkan ini akan dipastikan membawa efek terhadap lingkungan sekitar industry dalam menjalankan operasionalnya. Dampak yang biasanya sering ditemukan adalah berupa pencemara yang mengakibatkan kerusakan lingkungan, baik yang berasal dari bahan untuk memproduksi maupun dampak dari pengguna alat.

Perkembangan industri yang sangat pesat mengakibatkan perusahaan kurang memperhatikan dampak negatif yang dihasilkan dari sisa hasil aktifitas produksi industri. Hasil proses industri yang berjalan menjadi salah satu sektor penyumbang pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh produksi suatu industri tersebut.

Perindustrian pabrik gula Prajekan merupakan salah satu pabrik penghasil gula untuk wilayah jawa timur. Pabrik yang mulai beroperasi sejak zaman Belanda ini berusaha memenuhi kebutuhan akan produksi gula dengan kualitas baik setiap taunnya.

Namun dibalik itu semua pabrik gula ini mempunyai dampak buruk   bagi masyarakat disekitaran pabrik gula di Prajekan tersebut karena menghasilkan  limbah yang sangat banyak baik berupa limbah cair, limbah padat maupun limbah abu yang memberikan dampak langsung di udara dan juga limbah B3.

Khusus limbah B3 ( Bahan Beracun Berbahaya) sendiri bukan hanya dihasilkan dari proses produksi tetapi berasal dari segala proses operasional pabrik. Limbah cair dihasilkan dari kegiatan penunjang seperti air kondesor, air bekas pencucian alat pabrik dan juga berupa tetes. Limbah padat itu contohnya ampas, blotong dan abu hasil pembakaran ketel.

Limbah udara itu dari abu-abu hasil pembakaran yang keluar lewat cerobong. Sedangkan limbah B3 misalnya oli bekas, catridge bekas, lampu dan lain sebagainya.

Menurut warga di sekitar pabrik, sisa pembakaran berupa debu yang dikeluarkan pabrik cukup menggangu. Debu halus berwarna hitam ini dikeluarkan melalui cerobong asap pabrik dan diterbangkan angin hingga radius 5 km. Debu ini sangat mengganggu aktivitas warga dan  juga gangguan pernafasan apabila berlangsung waktu yang cukup lama dan skala yang besar.

Warga di sekitaran pabrik gula ini mengeluhkan pencemaran limbah abu ketel dari pabrik gula Prajekan. Tempat pembuangan limbah hasil pengolahan tebu hingga menjadi gula, yang mencemari permukiman warga di Dusun Moncel, Desa Juglengan, Panji, yang berbatasan dengan Desa Panji Kidul.

Dusun Legung Desa Panji Kidul juga sering dihujani debu limbah. Kondisi ini mengancam kesehatan, kenyamanan dan perekonomian kebanyakan kepala keluarga atau banyak jiwa di desa tersebut. Tempat pembuangan limbah yang berada persis di sekitar pemukiman warga. 

Hanya berjarak kurang lebih 300 meter sangat menggaggu warga disekitar salah satunya warga setempat yang terkena dampak limbah.
Menurut warga, sejak ada limbah, warga setiap hari menghirup debu. Catatan yang dikumpulkan, kurang lebih 20 warga, diantaranya lansia dan balita, menderita batuk, dan mata gatal dan juga air pemukiman menjadi kotor.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline