Ribuan kebakaran telah terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun ini. Hal ini kemungkinan besar diakibatkan oleh kemarau panjang yang melanda Indonesia. Salah satu wilayah yang terjadi beberapa kali kebakaran adalah di Solo, Jawa Tengah. Minggu (16/09) telah terjadi kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Solo. Kebakaran ini diprediksi penyebabnya adalah adanya gas metana yang ditimbulkan oleh tumpukan sampah hingga muncul percikan api dan kemudian meluas karena suhu yang sangat panas dan terdapat banyak sampah plastik yang mudah terbakar. Kebakaran ini terjadi hampir 10 hari dimulai pada tanggal 16 September pukul 13.08 waktu dilaporkan adanya kebakaran ke Damkar Kota Solo hingga berhasil dipadamkan 26 September. Sejak 16 September hingga 26 September api yang muncul tidak selalu besar namun padam dan timbul karena masih adanya asap sehingga diduga dalam tumpukan sampah masih terdapat bara api. Oleh karena itu, Damkar Kota Solo terus berjaga selama 30 hari untuk mengantisipasi adanya bara api yang dapat membesar tiba-tiba. Proses pemadaman dan pendinginan yang dilakukan oleh Damkar ini melibatkan petugas pemadam kebakaran dari wilayah Jawa Tengah dan DIY. Pada 19 September BNPB juga sempat menurunkan water bombing guna pemadaman melalui udara. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo menuturkan bahwa sekitar 2 hektare lahan terbakar pada peristiwa ini. Pada Selasa (03/10) terjadi lagi kebakaran di Solo, tepatnya di Gudang Rosok Joyosudiro, Pasar Kliwon, Solo. Kebakaran terjadi pukul 17.00 hingga pukul 22.00 masih belum bisa dipadamkan. Dengan prediksi yang sama, kebakaran gudang ini juga dipicu adanya gas metana hasil dari tumpukan sampah rosok ditambah dengan suhu Kota Solo yang sangat panas dan angin yang cukup kencang membuat kebakaran ini meluas dengan cepat. Pantauan dari lokasi, api yang menyala berkobar besar hingga asap yang dihasilkan membumbung tinggi tebal dan hitam. Kebakaran ini melahap 4.500 meter2 gudang dan tampak merembet ke bangunan sekitarnya karena lokasi gudang yang padat penduduk. Warga yang tinggal di sekitar lokasi mulai mengevakuasi barang berharga yang belum dilahap api. Puluhan Damkar Kota Solo dengan bantuan Damkar sekitar sudah berusaha untuk memadamkan api namun karena material yang ada di lokasi mudah terbakar jadi sulit untuk dipadamkan. Sejauh ini tidak ada laporan korban jiwa.
Kejadian kebakaran belakangan ini menyebabkan kabut asap. Asap menjadi sebuah ancaman, terutama bagi kondisi tubuh menjadi tidak sehat. Hal ini karena debu atau partikel halus yang ada di dalam kabut asap mudah terhisap dan mengotori sistem pernapasan. Selain partikel halus, asap kebakaran juga mengandung zat-zat berbahaya seperti Ozon (O3), Sulfur Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO), dan Nitrogen Oksida (NO2). Asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Oleh karena itu, pemerintah sudah sepatutnya memberikan sosialisasi juga edukasi kepada masyarakat guna menjaga kesehatan pernapasan dengan penggunaan masker, mengonsumsi air putih yang cukup, menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS), dan mengarahkan masyarakat apabila mengalami gejala sesak napas untuk segera melakukan pemeriksaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H