Jaman silih berganti
Demokrasi mengitari seisi bumi
Batas-batas diukur
Garis garis dilukis
Memisahkan sejarah dan luhur
Mengekang sang homoerektus
Raja-raja dilucuti demi satu asa satu bendera
Sabda-sabda dibuang jauh demi Tuhan yang baru
Atas nama demokrasi
Perintahkan saling serang saling caci maki
Demi junjungan tempati istana
Istana yang dibangun dengan darah murba dan alim ulama
Atas nama demokrasi ku bela Tuan sampai mati
Walau janji lima tahun sekali tak kunjung tepati
Layaknya lagu lama di radio ku dengar terus janji Tuan tanpa bosan
Berharap Tuan mengidahkan uang makan dan jabatan
14 februari cemas diriku menunggu dari pagi
Tuan siapa pemberi amplop ini?
Ah ku coblos saja yang paling sakti...
Toh Alim ulama dan Tuna susila sama saja suaranya
Demokrasi komoditi paling diminati
Simbol kemanusiaan dan keadilan di muka bumi
Seperti firaun yang menentang para nabi
Teperdaya ku dengan sihir demokrasi
Dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat
Ku ucapkan kalimat syahadat demokrasi
Semoga Allah tak murkai
Hambanya yang cupai ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H