Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Strategi Majalah Bobo untuk Tetap Diminati oleh Anak-Anak di Era Digital?

Diperbarui: 10 Desember 2021   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber gambar: hipwee.com)

Teknologi sekarang sudah mencapai puncak keberhasilannya. Di mana masyarakat mulai dari orang - orang dewasa sehingga anak kecil pun memakainya. 

Teknologi mempunyai banyak pengguna karena teknologi sangat bermanfaat, dengan teknologi kita bisa berkomunikasi dengan orang yang jauh dengan kita tanpa harus bertemu secara langsung, membeli keperluan untuk sehari - hari atau barang yang diinginkan lewat e-commerce yang hanya bisa diakses melalui teknologi seperti handphone dan laptop dan yang paling terpenting teknologi juga menyediakan sarana hiburan lewat aplikasi Youtube dan Games

Karena mudahnya mengakses hiburan lewat teknologi, anak - anak pun menjadi suka menggunakan teknologi dan anak - anak menjadi kehilangan minat untuk membaca buku ataupun membaca majalah. 

Tentunya hal ini menjadi salah satu masalah untuk majalah Bobo, majalah anak - anak yang sudah berdiri sejak 1973. Majalah Bobo menyediakan konten - konten yang child friendly, salah satu konten mereka adalah dengan menyediakan dongeng dengan karakter - karakter yang familiar

Dengan adanya sarana hiburan yang disediakan oleh teknologi, anak - anak jaman sekarang akan lebih memilih untuk menonton video di Youtube atau bermain permainan di aplikasi Games ketimbang membaca dan karena itulah majalah Bobo bisa terancam kehilangan banyak pembaca atau pelanggan setia. 

Maka dari itulah majalah Bobo membuat strategi agar masih banyak anak - anak yang berminat terhadap majalah Bobo. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bimo Aditya selaku bagian dari tim marketing majalah Bobo, berikut beberapa strategi yang dilakukan oleh majalah Bobo. 

  1. Beradaptasi dengan kemajuan teknologi.

Majalah Bobo berusaha beradaptasi dengan membuat semua akun di semua sosial media yang sedang trending. Majalah Bobo kini mempunyai Tik Tok, Instagram, Youtube dan Twitter. Sosial - sosial media tersebut sangatlah diketahui oleh banyak anak - anak. Banyak anak - anak yang menghabiskan separuh dari waktu mereka untuk update di sosial media tersebut. Dengan mempunyai akun - akun di sosial media tersebut, majalah Bobo bisa mudah dikenali oleh anak - anak dan anak - anak bisa melihat konten - konten majalah Bobo dengan mudah. 

2.  Memprioritaskan konten dan mendistribusikannya lewat teknologi. 

Majalah Bobo selalu memprioritaskan konten mereka. Mereka selalu berusaha membuat konten mereka semenarik dan juga mereka ingin konten mereka berbeda dengan konten - konten dari majalah lain agar majalah Bobo mempunyai keunikan sendiri. Selain itu, majalah Bobo juga mendistribusikan konten mereka dengan cara yang unik, dongeng - dongeng yang mereka buat yang bisa kita jumpai dalam majalah fisiknya sekarang kita bisa temukan dengan bentuk podcast di Spotify dan Itunes, dengan dongeng didistribusikan melalui kedua platform tersebut, dongeng - dongeng majalah Bobo bisa didengar dan bisa dimanfaatkan sebagai dongeng tidur. Selain itu, kita juga bisa mendapatkan dongeng - dongeng tersebut dalam bentuk video yang di upload lewat Youtube yang anak - anak pastinya akan suka karena kita bisa melihat karakter - karakter dari dongeng tersebut berbicara dan bergerak.

3.  Mencari hal - hal yang sedang disukai oleh anak - anak.

Dengan terjunnya majalah Bobo ke dunia anak kecil bisa mempermudah majalah Bobo untuk mengetahui apa yang sedang disukai oleh anak - anak sekarang. Majalah Bobo akan berusaha untuk mengetahui apa sih yang anak - anak suka sekarang agar mereka bisa membuat konten yang berhubungan dengan apa yang disukai oleh anak - anak. Seperti jaman sekarang anak - anak suka sekali bermain dengan kucing, karena itulah Majalah Bobo akan membuat konten 'Cara Merawat Kucing' atau 'Ciri - Ciri Kucing' dan akan menguploadnya ke Youtube.

Kesimpulannya, strategi - strategi untuk majalah Bobo bisa mempertahankan minat anak - anak adalah dengan membuat akun sosial media yang sering digunakan oleh anak - anak, membuat konten mereka semenarik mungkin dan mendistribusikannya lewat sosial media agar anak - anak bisa mengakses konten - konten tersebut dengan mudah dan yang terakhir adalah membuat konten dari hal - hal yang disukai oleh anak - anak. 

Dengan itulah majalah Bobo bisa mempertahankan minat anak - anak terhadap majalah Bobo, terbukti dari pengikut - pengikut akun sosial media mereka yang berjumlah ribuan, bahkan akun Youtube majalah Bobo sudah memiliki sembilan ratus subscribers. 

Ayo kita terus dukung majalah Bobo yang sudah menemani masa kecil kita dengan dongeng - dongeng yang menarik dan konten konten seru mereka lainnya dengan membeli majalah fisiknya dan juga mengikuti akun - akun sosial media mereka! 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline