Lihat ke Halaman Asli

Fisio Yuliana

Praktisi Fisioterapi

Kiat Menjadi Karyawan Perkantoran yang Sehat Fisik dan Mental

Diperbarui: 9 November 2024   19:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: unsplash.com

 How to be a healthy worker? 

 How to reach "Work life    balance"? 

Begitu luasnya bidang pekerjaan, penulis menulis artikel ini ditujukan bagi pekerja kantoran yang bekerja menggunakan komputer. 

Selamat membaca...

Sumber gambar: unsplash.com

Karyawan perkantoran identik dengan community nine to five atau eight to four. Secara umum waktu kerja karyawan negeri dan swasta yaitu 8 hingga 9 jam kerja, sudah termasuk 1 jam istirahat. Karyawan perkantoran bekerja di depan komputer atau laptop dalam posisi duduk statis selama 8 atau 9 jam kerja tersebut. Kegiatan bekerja dalam posisi duduk statis dan minim gerak baik itu berdiri atau berjalan kaki diistilahkan dengan kebiasaan sedentary (menetap lama). 

Selain kebiasaan sedentary, seorang karyawan dekat dengan berbagai risiko kesehatan terkait dengan pekerjaanya. Berbagai faktor yang dapat memengaruhi kesehatan karyawan yaitu berbagai komponen dari hubungan antara pekerja, tugas kerja, dan interaksinya dengan mesin. Bila salah satu mengalami penyimpangan, maka dapat memengaruhi kualitas kesehatan fisik dan mental/psikologis pekerja. 

Penyakit akibat kerja dikaitkan dengan kecelakaan kerja, tugas kerja yang melibatkan gerakan berulang, adanya kompresi otot, sendi, dan ligament, sikap tubuh saat melakukan tugas kerja, keadaan lingkungan kerja, hubungan sosial sesama rekan kerja dan atasan, serta waktu kerja yang mengganggu metabolisme tubuh dan beban tugas kerja yang mengurangi waktu istirahat pekerja.

Komponen sistem kerja yang dapat menjadi risiko hadirnya penyakit akibat kerja, seperti yang telah disebutkan di atas dianalisis melalui kajian ergonomi dalam tiga aspek yaitu tugas, lingkungan, dan organisasi. Kajian proses analisis ergonomi dilakukan oleh seorang Ergonom yang memiliki sertifikasi kompetensi keahlian Ergonomi. Adapun tujuan analisis kajian ergonomi ini untuk memastikan bahwa karyawan bekerja dalam keadaan seimbang. Pengkajian ergonomi dapat menemukan suatu permasalahan dalam sistem kerja karyawan, sehingga dapat dilakukan proses eliminasi dan substitusi dari proses yang tidak seimbang tersebut. 

Kajian ergonomi pada tugas kerja meliputi komponen asupan nutrisi karyawan, sikap tubuh, stasiun kerja, penggunaan otot, dan interaksi manusia dan mesin. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline