Lihat ke Halaman Asli

Fisio Yuliana

Praktisi Fisioterapi

Penurunan Kualitas Gerak Tubuh Berdampak pada Kesehatan Mental

Diperbarui: 22 Oktober 2024   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https:/ www.unsplash.com

Ketika bagian tubuh kita mengalami nyeri, maka kualitas gerak tubuh akan menurun. Sebagai contoh, saat seseorang mengalami cedera pada pergelangan kaki yang dikenal dengan keseleo (sprain ankle), maka ia akan merasakan nyeri dan kesulitan untuk berjalan. Bila ia adalah seorang penggemar olahraga lari, dimana ia rutin mengikuti even lari bersama dengan jarak tempuh 20K dan ia juga seorang karyawan swasta, maka sprain ankle yang dialaminya akan berdampak pada kualitas gerak dan aktivitasnya sehari-hari. 

Sumber gambar: https:/www.unsplash.com

Dari segi kualitas gerak ia akan mengalami kesulitan berjalan, bangun dari duduk ke berdiri, dan sulit memijakkan kaki ke lantai. Dari segi kualitas aktivitas sehari-hari, ia akan mengalami kesulitan dalam berjalan ke kamar mandi yang memperlambat aktivitas mandi/membersihkan diri, di kamar mandi ia juga akan mengalami kesulitan berdiri dengan baik saat mandi, aktivitas lain juga terganggu seperti berangkat bekerja, naik kendaraan umum, serta tidak dapat latihan berlari untuk even lari selanjutnya. 

Perjalanan hidup setiap orang selalu berbeda dan masing-masing memiliki keistimewaan. Demikian pula suatu keadaan seperti sakit dapat datang kapan saja dan tidak dapat kita kendalikan kedatangannya. Walau sakit yang muncul tidak dapat dikendalikan, kita memiliki kendali untuk menerapkan pola kebiasaan hidup sehat.  

Seseorang yang mengalami kondisi paska stroke akan mengalami lesi atau kelumpuhan sementara pada bagian tubuhnya. Bagian tubuh yang mengalami kelumpuhan ini tergantung dari otak bagian mana yang mengalami penyumbatan (iskemik) atau pecahnya pembuluh darah otak (hemoragik). Sebagai contoh bila bagian otak yang mengalami iskemik/hemoragik pada sisi kanan, maka tubuh sisi kiri akan mengalami kelumpuhan, dan sebaliknya. 

Seseorang paska stroke dalam kesehariannya lebih banyak memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-sehari seperti membersihkan diri, perpindahan posisi dari tidur ke duduk, duduk ke berdiri, dan ambulasi dengan bantuan kursi roda atau alat bantu jalan. Tiga bulan paska stroke, seseorang akan mengalami kekakuan pada bagian tubuh yang memgalami stroke, sehingga terdapat ciri khas postur paska stroke. Mereka mengalami kekakuan otot tungkai bawah, otot paha samping yang lemah, otot panggul lemah, otot bokong lemah, dan kekakuan pada lutut. 

Sumber gambar: slide PPT make healhth last dalam https:/www.slideplayer.com

Cara berjalan yang khas dengan kaki yang stroke diangkat, diayun ke samping kemudian dilempar ke depan. Posisi lengan stroke dengan siku menekuk, jari-jari tangan menggenggam, dan bahu menempel. Karena posisi bahu yang menempel, mereka rentan mengalami frozen shoulder. Frozen shoulder yaitu kekakuan seluruh sendi bahu disertai dengan ketegangan ligamen dan peradangan seluruh bagian tendon (kepala otot) pada sendi bahu sehingga bahu terasa terkunci, nyeri, dan tidak dapat digerakkan ke segala arah baik itu ke samping, ke depan, ke belalang, ke atas, dan memutar ke dalam dan ke luar. Selain itu pada bagian sayap (scapula) yang letaknya sejajar dengan mid back, juga mengalami kekakuan dan mengunci pergerakan bahu. 

Sumber gambar: https:/alleviatepainclinic.com

Orang dengan paska stroke mengalami banyak keterbatasan aktivitas sehari-hari dan bekerja. Kelumpuhan yang dialami dapat bersifat sementara atau permanen, hal ini tergantung dari derajat keparahan kerusakan pada area otak yang mengalami iskemik/hemoragik. Selain itu, serangan stroke yang lebih dari 2 kali akan memperparah kondisinya, awalnya mungkin kondisi gerak tubuhnya sudah kembali normal setelah menjalani program rehabilitasi fisik, karena serangan stroke kembali ia mengalami kelumpuhan berat dan sulit untuk dilakukan rehabilitasi seperti kondisi sebelumnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan ia dapat kembali pulih dengan gerak normal, dimana kondisi ini didukung oleh usia yang muda saat serangan stroke dan menerapkan pola hidup sehat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline