Lihat ke Halaman Asli

Fisio Yuliana

Praktisi Fisioterapi

Memudarnya Kegiatan Menulis Tangan

Diperbarui: 13 Oktober 2024   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https:/www.unsplash.com

"Pada suatu hari tangan saya terasa kaku sekali untuk menulis di atas kertas. Entah sudah berapa lama saya tidak menulis menggunakan pena. Bahkan menulis 2 bait kalimat saja sudah terasa melelahkan. Goresan tulisan saya pun sangat buruk seperti tulisan tangan anak SD yang baru belajar menulis. Karena itulah, saya mulai mencerna ini, ternyata saya sudah terlalu banyak mengetik daripada menulis tangan". 

Pada masa sekarang mengetik berbagai catatan menggunakan laptop, komputer, atau gadget menjadi hal yang umum. Digitalisasi membawa dampak besar bagi kehidupan kita. Saat ini kertas elektronik berbasis aplikasi seperti microsoft word, note, dan pdf lebih sering digunakan untuk menulis. Namun, kegiatan menulis manual menggunakan pulpen dan kertas sudah mulai perlahan ditinggalkan. Selain itu, para siswa di sekolah dan mahasiswa di perguruan tinggi, lebih banyak menulis menggunakan alat elektronik ketimbang menggunakan buku tulis. 

Wadah menulis telah mengalami banyak pergeseran dan perkembangan dari jaman ke jaman. Pada jaman dunia masih menerapkan sistem pemerintahan kerajaan seperti di Negara Cina dan Jepang, dimana para cendekiawan dan raja pada masa itu menulis di atas kulit sapi menggunakan kuas dan tinta. Sedangkan pada jaman manusia masih berburu, manusia menulis menggunakan batu pahat di dinding gua dan di atas batu. 

Selain membahas mengenai perubahan wadah menulis, kegiatan menulis itu sendiri juga mengalami perkembangan dari pola dan tekniknya. Bahasa Indonesia dahulu dan saat ini mengalami perubahan ejaan yang disempurnakan dan tercatat dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).  

Pada masa sebelum era digital, kegiatan menulis di sekolah dan perguruan tinggi masih melibatkan penggunaan buku tulis dan pulpen. Para siswa dan mahasiswa mencatat berbagai materi yang disampaikan oleh pengajar secara manual. Demikian halnya dengan para pengajar sebagian besar masih menulis menggunakan spidol atau kapur di papan tulis. 

Pada Kurikulum 1994 misalnya, kita generasi milenial yang bersekolah pada masa itu, masih rutin melakukan kegiatan mencatat secara manual. Metode belajar pada masa itu cukup banyak memberikan kesan dan arti mendalam bagi para siswa hingga saat ini. Bila kita lakukan perbandingan jaman, siswa jaman dahulu lebih banyak mengaktifkan sensoris dan penalarannya secara mendalam karena dituntut untuk mencatat sambil memperhatikan penjelasan guru. Metode mencatat sambil mendengarkan penjelasan dari pengajar menjadikan materi tersebut lebih mudah dipahami dan dipelajari berulang saat di rumah. Hal ini pun dapat membantu daya tangkap lebih baik. 

Namun pada masa sekarang, adanya tablet dan laptop membuat perubahan cara belajar para siswa dan mahasiswa. Para pengajar juga ikut melakukan perubahan dengan lebih banyak memberikan materi untuk dibaca dan membekali siswa dan mahasiswa dengan tugas-tugas untuk dikerjakan di kelas dan di rumah. Walau kegiatan mengajar masih dilakukan oleh pengajar menggunakan power point. Tetapi, para siswa dan mahasiswa mencatat materi menggunakan tablet dan mengetik di laptop.

Sebagian besar dari mereka merekam pengajar saat menjelaskan materi. Metode belajar ini dikenal lebih praktis karena dapat diulang di rumah, tetapi apakah benar seseorang akan mengulang menonton rekaman pembelajaran tersebut di rumah? Jika dilakukan, misalnya ada 7 pertemuan dengan satu rekaman berdurasi 2 hingga 3 jam, saya kira kita akan kehabisan waktu, apalagi menjelang ujian. Jika mata pelajarannya ada 2 atau 3 untuk ujian pada 1 hari, tentu saja metode belajar seperti ini lebih melelahkan. Apalagi catatan yang dibuat pada tablet akan memusingkan untuk dilihat karena harus mengulir lembar demi lembar power point. Bagi saya ini akan menimbulkan stress dalam belajar yang terlalu modern dan menyulitkan bagi diri sendiri.

Kegiatan menulis atau mencatat secara manual menggunakan pena dan kertas masih memiliki manfaat yang lebih besar dibandingkan mencatat menggunakan tablet atau mengetik di laptop. Menulis dengan pena dapat melatih motorik halus jari-jari tangan dan menstimulasi otak untuk bernalar. Menulis menggunakan tablet kurang lebih sama dengan menulis di atas kertas, namun secara esensi lebih sulit menerapkan kenyamanan dalam proses belajar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline