Sistem imun dan adapatasinya terhadap latihan fisik ialah aspek penting yang kurang diketahui khususnya disaat menjelaskan pada populasi khusus. Latihan tidak mempengaruhi kebugaran tubuh saja, namun juga berakibat signifikan pada sistem imun tubuh. Pada populasi khusus misalnya pada atlet, orang dengan keadaan medis tertentu dan lansia, dibutuhkan atensi tersendiri terkait penyesuaian diri sistem imun terhadap latihan fisik.
Hal ini didasarkan jika latihan secara signifikan mempengaruhi terhadap fungsi imun tubuh. Sistem imunitas tubuh mempunyai respon yang besar terhadap latihan yang diberikan, berhubungan dengan tingkatan serta durasi responsnya yang dipengaruhi oleh seberapa besar tekanan stress fisik yang disebabkan oleh latihan yang diberikan.
Sistem imun ialah pertahanan alamiah tubuh terhadap penyakit dan infeksi. Terdiri dari sistem imunitas bawaan dan adaptif. Sistem bawaan mencakup pertahanan luar, sel darah putih fagositik dan protein serum. Patogen yang lolos kemudian melewati sistem adaptif, yang dikaitkan dengan sel T dan sel B. Sistem adaptif menghasilkan sel-sel yang mengenali mikroba tertentu. Dibandingkan dengan sistem bawaan, sistem adaptif berkembang secara bertahap, tetapi memiliki memori dan reaksi yang lebih cepat pada paparan berikutnya. Bersama-sama, keduanya memberikan pertahanan yang kuat terhadap agen infeksius.
Ketika kita berolahraga respon fisiologis dalam tubuh terjadi peningkatan sirkulasi sel darah putih, pelepasan hormon stress seperti kortisol dan modulasi respons inflamasi. Banyak fakta ilmiah yang menunjukkan hubungan positif antara hidup aktif dan manfaat kesehatan. Meskipun latihan secara umum menghasilkan efek positif pada sistem imunitas tubuh hal ini tidak mesti sama, diantara individu sangat bervariasi tergantung pada jenis dan intensitas latihan.
Pada atlet dengan tingkatan latihan intensitas tinggi dapat meningkatkan efek infeksi saluran pernapasan atas, dikarenakan ketika latihan sistem imun bisa sedikit menurun, sehingga virus maupun bakteri lebih mudah menyebar. Namun pada tingkatan latihan moderat, sistem imun memperoleh manfaat karena latihan dapat memperkuat mekanisme pertahanan tubuh (4). Pada populasi dengan kondisi medis tertentu semacam penyakit autoimun, latihan juga dapat mempengaruhi respons imun (5). Pada lansia latihan juga diketahui dapat pengaruhi respon sistem imun. Meskipun latihan teratur dapat meningkatkan sistem imun, lansia cenderung memiliki sistem imun yang lebih lemah dan rentan terhadap infeksi sehingga perlu mendapatkan perhatian terkait intensitas dan jenis latihan agar tidak menimbulkan efek-efek tambahan.
Sistem imun terhadap latihan pada populasi khusus bukan hanya berkaitan dengan kesehatan fisik saja tetapi juga kesehatan secara keseluruhan. Dengan memahami bagaimana latihan pengaruhi sistem imunitas tubuh kita dapat merancang program latihan yang cocok dan mengoptimalkan kesehatan dan kinerja orang dalam populasi khusus tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H