Lihat ke Halaman Asli

Dopamin: Penyemangat atau Candu? Membahas Mengenai Dopamin

Diperbarui: 28 Mei 2023   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://norwegianscitechnews.com/wp-content/uploads/2021/06/dopamin-1-illustrasjon-shutterstock-ntb-1000x500.jpg

Dopamin: Zat Kimia Penyemangat di Balik Kehidupan Kita

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasakan perasaan senang, semangat, dan bahagia. Salah satu faktor yang berperan dalam emosi dan motivasi kita adalah dopamin, sebuah zat kimia yang berfungsi sebagai neurotransmiter di otak. Dopamin memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pengalaman kenikmatan, motivasi, belajar, dan bahkan gangguan neurologis tertentu. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih jauh tentang dopamin dan bagaimana ia memengaruhi kita.

Dopamin adalah neurotransmiter yang diproduksi oleh neuron di otak yang terletak dalam daerah yang disebut substantia nigra dan ventral tegmental area (VTA). Dopamin bekerja dengan berinteraksi dengan reseptor dopamin di sel-sel otak lainnya, membantu mengirimkan sinyal antar neuron. Sistem dopamin dalam otak terlibat dalam berbagai fungsi kognitif dan emosional, termasuk pergerakan, motivasi, penghargaan, regulasi emosi, dan belajar.

Salah satu peran utama dopamin adalah dalam pengalaman kenikmatan dan motivasi. Ketika kita melakukan sesuatu yang memberi kita kepuasan, seperti makan makanan lezat, berolahraga, atau mencapai tujuan yang kita inginkan, otak kita melepaskan dopamin ke dalam jalur reward (penghargaan). Peningkatan kadar dopamin ini memberikan perasaan senang dan kepuasan, yang pada gilirannya memperkuat perilaku tersebut. Inilah yang memotivasi kita untuk mengulangi tindakan yang menyenangkan.

Selain pengalaman kenikmatan, dopamin juga terlibat dalam motivasi. Kadar dopamin yang lebih tinggi dalam otak telah dikaitkan dengan peningkatan motivasi dan keinginan untuk mencapai tujuan. Misalnya, ketika kita memiliki tujuan yang ingin dicapai, sistem dopamin di otak kita menjadi aktif. Ketika kita mencapai tujuan tersebut, dopamin dilepaskan, memberi kita perasaan senang dan kepuasan. Namun, dopamin juga dapat memainkan peran dalam kecanduan dan perilaku berisiko jika tidak diatur dengan baik.

Selain itu, dopamin juga berperan dalam belajar dan memori. Ketika kita mengalami suatu pengalaman baru yang menarik atau berharga, dopamin dirilis dalam otak, memfasilitasi proses pembelajaran dan membentuk kenangan. Kadar dopamin yang tepat membantu kita memperhatikan informasi yang penting, mengkonsolidasikan memori, dan mengingat pengalaman yang menyenangkan atau berbahaya.

Namun, ketidakseimbangan dopamin dalam otak juga dapat menyebabkan masalah kesehatan. Penyakit seperti Parkinson dan gangguan kecemasan, depresi, dan kecanduan dapat terkait dengan disfungsi dalam sistem dopamin. Misalnya, kurangnya dopamin dalam area otak tertentu dapat menyebabkan gejala Parkinson, seperti trem

Dopamin jika terlalu banyak akan meningkatkan resiko penyakit, berikut adalah dampak jika terlalu banyak dopamin:

  1. Gangguan Kejiwaan: Kelebihan dopamin telah dikaitkan dengan berbagai gangguan kejiwaan seperti skizofrenia dan gangguan bipolar. Skizofrenia, misalnya, dikaitkan dengan peningkatan aktivitas dopamin di beberapa area otak. Kelebihan dopamin dapat menyebabkan gejala seperti halusinasi, delusi, dan gangguan pemikiran.

  2. Kecanduan: Dopamin terlibat dalam pengalaman kenikmatan dan reward. Kelebihan dopamin dapat memicu perilaku kecanduan, termasuk kecanduan narkoba, alkohol, dan perilaku berisiko lainnya. Kondisi ini sering terjadi ketika sistem reward otak kita menjadi terlalu sensitif atau terganggu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline