Perang Dunia 3 tengah menjadi isu krusial dalam beberapa waktu terakhir. Hal itu dikarenakan perang dunia menjadi suatu konflik militer yang memiliki pengaruh yang sangat besar bagi dunia. Munculnya isu Perang Dunia 3 tersebut diperkuat oleh situasi global yang makin memanas akibat munculnya berbagai konflik antar negara yang dapat menjadi api pemicu terjadinya Perang Dunia 3. Seperti yang sedang terjadi saat ini, yaitu konflik Rusia-Ukraina yang hingga saat ini masih berlanjut.
Konflik antar 2 negara tersebut juga sempat disinggung oleh Ekonom US, Nouriel Roubini dalam sebuah forum publik, Yahoo Finance 2022. Roubini menyebut bahwa konflik Rusia-Ukraina menjadi biang kladi atau akar permasalahan dimulainya Perang Dunia 3. Hal ini dikarenakan konflik Rusia -- Ukraina memiliki implikasi yang lebih luas yang melampaui 2 negara tersebut. Ia juga mengatakan eskalasi nuklir dari konflik yang telah terjadi hampir delapan bulan itu bisa menandai awal dari pertempuran global.
Roubini juga menyoroti mengenai ancaman geopolitik dan apa yang dia sebut sebagai Perang Dunia Baru antara Amerika Serikat dan China. "Mereka secara mendasar menantang tatanan ekonomi, sosial, dan geopolitik yang diciptakan Amerika Serikat setelah Perang Dunia 2." Ucap Roubini kepada pemimpin redaksi Yahoo Finance.
Hubungan buruk antara Amerika Serikat dan China ini juga diperkuat dengan pernyataan juru bicara Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) China, Qin Gang yang mengatakan bahwa negara Paman Sam tersebut kini sedang berusaha mengalahkan China. Lebih lanjut, Qin menyebut bahwa konflik yang tengah dibangun oleh AS adalah zero-sum game yang berarti satu pihak menang dan satu pihak yang lain mati. Sejalan dengan hal tersebut, Presiden China, Xi Jinping juga menyebut bahwa AS sedang melakukan tindakan penindasan terhadap China.
Permasalahan kedua negara tersebut tak hanya sampai di situ saja. Upaya penyatuan China -- Taiwan rupanya juga menjadi masalah krusial yang melibatkan AS. Pasalnya, AS menjadi pemasok senjata internasional paling penting bagi Taiwan. Meningkatnya dukungan AS terhadap Taiwan menambah ketegangan dalam hubungan AS -- China. Roubini mengatakan bahwa dalam beberapa tahun kedepan, konflik tersebut dapat memicu perang dingin menjadi perang panas yang selanjutnya dapat menjadi awal mula dari Perang Dunia 3.
"Saya pikir lima hingga sepuluh tahun ke depan akan menjadi waktu di mana akan ada konfrontasi antara Amerika Serikat dan China atas masalah Taiwan, dan itu bisa mengubah perang dingin ini menjadi perang panas," ucap Roubini. "Beginilah cara kita memasuki Perang Dunia 3." tambahnya.
Tak hanya dengan China, AS juga tengah dilanda hubungan buruk dengan Korea Utara. Hal itu terjadi karena AS melakukan latihan militer dengan Korea Selatan di daerah perbatasan. Hal tersebut ditanggapi oleh Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, sebagai 'eskalasi perang'. Lebih lanjut, Kim menanggapi hal tersebut dengan mengeluarkan ancaman bahwa Korea Utara bisa menggunakan Pasifik sebagai 'jarak tembak'. Namun, respon AS terhadap ancaman tersebut membuat presiden Korea Utara itu marah lantaran negara Paman Sam tersebut menyatakan akan mencegat Korut apabila negara itu benar-benar menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke arah Pasifik.
Dari beberapa fakta tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi dunia yang semakin memanas hingga saat ini dapat memicu adanya Perang Dunia 3 yang sewaktu-waktu dapat meledak dan berpengaruh besar terhadap segala aspek kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H