Menanamkan sosial emosional yang baik pada anak sangatlah penting, terutama menanamkan rasa empati pada orang lain dan mampu memiliki watak yang baik terhadap sesamanya. Hal ini tentu akan terbawa hingga anak dewasa dan membuat anak akan tumbuh dengan karakter yang baik pula dalam menyikapi suatu keadaan.
Mengajarkan anak peka terhadap perasaan orang lain tentu juga sangatlah penting, kita dapat mengajarkan anak dengan bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Mengapa? Karena tingkat kepekaan anak dengan orang lain dimulai dari orang tuanya. Anak juga tentu akan merasakan emosi-emosi dasar.
Dalam menghadapi emosinya, anak harus diajarkan kepekaan. Saat berhadapan dengan suatu keadaan, maka akan muncul emosi sesuai dengan keadaan apa yang anak hadapi.
Seperti emosi jijik, emosi ini muncul ketika anak berhadapan dengan sesuatu yang dianggapnya kotor, tidak dapat dimakan, terkontaminasi, atau negatif.
Ketika emosi jijik muncul anak bisa menghindari hal yang membuatnya merasa jijik. Ketika merasa jijik akan ada respon menolak terhadap hal yang tidak menyenangkan.
Biasanya emosi jijik terjadi ketika mencium atau melihat hal yang tidak menyenangkan. Ciri-ciri anak ketika jijik akan sesuatu yaitu, mual, mengerutkan alis atau bibir.
Setiap orang tentu bisa merasa jijik akan sesuatu, karena emosi jijik adalah emosi dasar manusia. Ketika merasa jijik akan ada ekspresi yang berbeda-beda pada setiap orang, seperti tidak nafsu makan, mual, bahkan muntah.
Karena perasaan jijik muncul ketika berhadapan dengan hal yang kotor, maka itu akan membantu kita menghindari hal-hal yang bersifat kotor, juga mampu membantu kita tetap menjaga kebersihan di sekitar kita.
Beberapa pemicu munculnya perasaan jijik yaitu, air kotor, makanan busuk, sampah, juga hewan yang menghinggapi makanan ataupun sampah. Jijik merupakan emosi yang muncul begitu saja, bahkan anak kecil juga sudah mampu merasakannya.
Emosi ini muncul karena ada peran otak yang memunculkan perasaan tersebut, bagian otak yang memproses emosi ini adalah insula anterior. Rasa empati juga di proses oleh bagian otak ini, oleh karena itu ketika merasa jijik kita dapat mengendalikannya, mengapa? Karena di proses oleh bagian otak yang sama.
Kemudian emosi yang dapat anak rasakan yaitu emosi malu. Sebagai makhluk sosial rasa malu merupakan emosi yang lekat dengan kita. Namun perlu kalian ketahui bahwa shame dan embrassment adalah dua hal yang berbeda. Mari mempelajarinya bersama.