Lihat ke Halaman Asli

firyal malihah

Mahasiswi Universitas Pembangunan Jaya

Feminisme Bukanlah Hanya Semata

Diperbarui: 13 Desember 2023   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kelas teori komunikasi dan postmodernisme Dr. Geofakta Razali

Feminisme bukanlah hanya semata, persepsi ini sangatlah sering muncul. Feminisme merupakan suatu gerakan sosial yang bertujuan mencapai kesetaraan gender dalam segala aspek kehidupan. Meskipun sering kali fokus pada perjuangan perempuan untuk meraih hak yang setara dengan pria, feminisme juga melibatkan perjuangan melawan norma-norma gender yang dapat merugikan baik perempuan maupun laki-laki.

Penting untuk memahami bahwa feminisme mencakup pemahaman bahwa ketidaksetaraan gender merupakan masalah yang memengaruhi seluruh individu, tanpa memandang jenis kelamin. Ini mencakup sejumlah isu, seperti stereotip gender, ketidaksetaraan di dunia kerja, kekerasan berbasis gender, hak reproduksi, dan beragam permasalahan lainnya. Gerakan feminis juga berusaha untuk memahami serta mendukung keberagaman dalam identitas gender dan orientasi seksual. 

Secara keseluruhan, feminisme adalah upaya untuk mencapai kesetaraan gender dan mengatasi ketidaksetaraan serta ketidakadilan yang muncul akibat peran gender dalam masyarakat. Gerakan ini tidak hanya melibatkan perempuan, tetapi juga melibatkan seluruh individu, dengan dampak yang merata terhadap perubahan sosial yang lebih adil. Beberapa orang mungkin memiliki kesalahpahaman tentang apa yang sebenarnya diusulkan oleh feminisme. Ada pandangan yang salah bahwa feminisme adalah gerakan anti-pria, padahal sebagian besar gerakan feminis berfokus pada menciptakan kesetaraan gender bagi semua individu.

Contoh feminisme dalam kehidupan sehari-hari seperti pasangan yang menerapkan prinsip-prinsip feminisme mungkin membuat keputusan bersama tentang berbagai aspek kehidupan, seperti keuangan, pekerjaan rumah tangga, dan keputusan penting lainnya. Ini menunjukkan kesetaraan dalam pembagian tanggung jawab dan pengaruh dalam pengambilan keputusan. 

Firyal Malihah 

Ilmu Komunikasi 

Universitas Pembangunan Jaya 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline