Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Mulai dari cuci tangan 20 detik, phsical distancing, dan penyemprotan desinfektan. Malah belakangan ini bermunnculan bilik desinfeksi atau disinfection chamber . Katanya bisa mencegah dan membunuh virus corona atau Covid-19.
Berbagai tempat perlahan mulai memasang bilik desinfeksi ini guna mensterilkan tubuh dan mencegah penyebaran Covid-19 yang menempel di seluruh tubuh manusia.
Menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, menilai penggunaan bilik lebih sempurna bila dibandingkan dengan mencuci tangan karena seluruh badan bisa terkena.
Bahkan, Risma turut mempromosikan bilik desinfektan kepada seluruh daerah kota Surabaya. Risma mengatakan keunggulan dari bilik yang dikembangkan oleh IT Telkom Surabaya untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Kalau pakai hand sanitizer hanya membersihkan tangan saja. Namun, dengan bilik desinfektan ini maka seluruh tubuh dibersihkan sehingga badan benar-benar bersih dari berbagai virus dan kuman, "kata Risma.
"Caranya dengan modifikasi shower dalam bak kaca kamar mandi, dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan serta tim teknis, maka blower yang ditambahkan dalam bilik tersebut menyemprotkan desinfektan dengan ukuran tertentu," kata Risma.
"Hasilnya, selain lingkungan diamankan dengan penyemprotan desinfektan, maka tubuh pun akan terlindungi. Kami sedang merancangkan model yang berbentuk lorong sehingga mampu bekerja dengan cepat dan skalanya lebih besar," ujar Risma. Alhasil, Pada Minggu (22/3/20) lalu, Pemerintah kota Surabaya, melalui arahan bu Risma, kemudian memasang dua bilik sterilisasi di Bandara Juanda.
Alih-alih digunakan langkah pencegahan Covid-19, organisasi kesehatan dunia, yaitu World Health Organization (WHO) justru tidak merekomendasikan bilik desinfeksi karena tidak berdampak positif.
Menurut WHO, bilik yang berisikan cairan desinfektan seperti alkohol, klorin, H2O2 justru membahayakan manusia hingga dua tahun kedepan (karsinogenik), dan sampai sat ini tidak ada cairan apapun yang direkomendasikan.
Karsinogenik adalah zat yang dapat memicu kanker. Meskipun virus corona (Covid-19) tersebar, melakukan desinfeksi kota dan masyarakat bukan cara yang efektif untuk mencegah Covid-19.
Sehingga praktek penyemprotan desinfektan yang meluas dengan alkohol di udara, di jalan, kendaraan, maupun pada manusia perlu dihindari karena kandungan dalam desinfektan berpotensi membahayakan manusia.