Lihat ke Halaman Asli

1stRabbit

Pelajar

Bukan Idolamu!

Diperbarui: 16 Oktober 2023   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Keheningan kelas menelisik kepala Kala, alih-alih fokus pada penjelasan guru, ketenangan seperti itu malah membuatnya Semakin mengantuk. Tapi sesaat kemudian bel sekolah berbunyi. Siswa-siswi di kelas itu pun sibuk merapihkan peralatan sekolahnya. Termasuk Kala, rasa kantuknya sekejap hilang karena dentuman bel sekolah. Kala terburu ke luar dari kelasnya. Rasa jenuhnya membuat dia ingin segera meninggalkan tempat itu.


Di luar, mentari siang itu terasa tidak terlalu panas ataupun sejuk. Identik dengan suasana kota Bandung yang biasa disebut rumah. Walaupun tidak terlalu menyengat, sepertinya menyantap hidangan manis nan dingin cocok untuk menyegarkan pikiran dari kesuntukan kelas tadi. Kala dan teman-temannya pergi ke kedai es krim di samping sekolah. Saat Sedang asyik bercanda, tiba-tiba ada yang menepuk pundak Kala. Seorang wanita muda dengan lembaran kertas di tangannya. Awalnya wanita itu bicara basa-basi, Setelah suasana cukup cair, dia mengutarakan maksudnya. Ternyata, dia dan timnya sedang mencari kandidat untuk menjadi bintang Iklan minuman Isotonik ternama. Tanpa curiga, gadis belia Itu pun mengisi formulir pendaftaran yang disodorkan wanita itu. Bak mendapat durian runtuh, kapan lagi menerima kesempatan secemerlang itu.


Beberapa minggu kemudian, di rumah Kala, ada panggilan telepon masuk. Dilihat dari nomor teleponnya berlokasi di Jakarta. Rupanya itu dari tim pencari kandidat bintang iklan kemarin. Pihak pencari bakat memberi kabar bahwa Kala lolos, tetapi bukan lolos menjadi bintang iklan, malahan ternyata Kala terpilih menjadi calon anggota suatu grup idola ibukota tersohor. Awalnya Kala terkejut, tetapi karena tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang sudah setengah jalan ini, dia pun memutuskan untuk memilih lanjut ke tahap audisi. Singkat cerita, dua bulan kemudian nama Haleakala Natari didebutkan sebagai anggota resmi dan generasi baru dari grup idola ibukota ternama itu.

Namun, perjalanannya sebagai seorang idola baru saja dimulai. Masih banyak rintangan berliku, berbatu, berduri yang harus dilaluinya. Kala tahu ini tidak akan mudah, apalagi sekarang kehidupannya sudah berbeda. Tidak seperti saat dia menjadi gadis Bandung biasa. Perlu adaptasi dengan aturan manajemen yang ketat. Jika ingin menarik perhatian penggemar, Kala harus berusaha lebih agar keahlian dan personanya berkembang.

Sampai dia berada di titik lelahnya. Jadwal latihan yang menguras tenaga, ekosistem dunia peridolaan yang menggetarkan mental, hingga sistem tata pertunjukan yang dirasa tidak adil membuat dirinya muak. Kala merasa tertinggal  dari teman-teman segenerasinya, ditambah dia belum pernah diposisikan tampil di barisan depan. Selama ini dia hanya ditaruh di posisi belakang ataupun pojok.


Tiba di suatu acara penting akhir tahun grup idola itu. Tetapi hari itu, dipikirnya, peran seorang Kala Natari tidak terlalu penting. Padahal blockingan pertunjukan hari itu sudah diatur sedemikian rupa, jika ada satu orang pun yang tidak hadir atau terlambat maka akan sangat berpengaruh pada kelangsungan acara. Namun apa pedulinya?, mengikuti insting rebelnya, sebelum acara bermula Kala malah mengajak temannya, Shirra, yang senasib seperti dia untuk tidak datang ke teater di sore itu. Bahkan, mereka sengaja tak mengabari siapapun termasuk adik Kala sendiri.


Kemanakah Kala dan Shirra pergi? Apakah yang mereka lakukan setelah ini? Lalu bagaimana kelanjutan pertunjukannya?
Nantikan pada tayangan artikel selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline