Lihat ke Halaman Asli

Firsa Putri

Mahasiswa

KEKUATAN YANG DIMILIKI EKONOMI INDONESIA DALAM MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN GLOBAL

Diperbarui: 12 Mei 2024   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketidakpastian dan gejolak geopolitik yang terus berlanjut menambah tekanan pada pasar keuangan global dan domestik.

Konflik geopolitik yang sedang berlangsung, seperti di Timur Tengah, dapat meningkatkan risiko lonjakan harga komoditas, yang berpotensi menghambat kemajuan pengendalian inflasi.

Lonjakan inflasi dalam beberapa bulan terakhir dan masih kuatnya kinerja ekonomi Amerika Serikat (AS) memicu ekspektasi tingginya suku bunga global dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga menyebabkan dolar AS menguat dan memberikan tekanan kepada negara-negara berkembang.

Meskipun perekonomian global telah menunjukkan ketahanan dan diperkirakan akan terus tumbuh, pertumbuhan tersebut diperkirakan akan melambat selama beberapa tahun.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3 persen pada tahun 2024 di tengah tingginya ketidakpastian di pasar keuangan.

Menurut laporan World Economic Outlook (WEO) pemutakhiran bulan Januari 2024 yang dirilis oleh Dana Moneter Internasional (IMF), perekonomian global diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,1 persen pada tahun 2024, atau 0,2 poin persentase lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya yang dibuat dalam WEO. pada bulan Oktober 2023.

Pertumbuhan global pada tahun 2024--2025 diperkirakan akan tetap berada di bawah rata-rata historis (2000--2019) sebesar 3,8 persen, dengan suku bunga bank sentral yang tinggi akan mengurangi tingkat inflasi, penarikan dukungan fiskal di tengah tingginya utang yang membebani ekonomi aktivitas, dan pertumbuhan produktivitas dasar yang rendah.

Sementara itu, inflasi global diperkirakan akan menurun menjadi 5,8 persen pada tahun 2024 dan 4,4 persen pada tahun 2025. Tingkat inflasi yang diproyeksikan pada tahun 2025 lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Namun perekonomian Indonesia berhasil menunjukkan kinerja yang baik, dengan tercatat tumbuh sebesar 5,05 persen pada tahun 2023, didukung oleh permintaan domestik yang kuat dan inflasi yang moderat.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, kebijakan fiskal negara telah efektif dalam mengarahkan perekonomian pasca pandemi COVID-19 dan guncangan global saat ini.

Indonesia termasuk di antara sedikit negara yang posisi fiskalnya terus membaik secara signifikan. Defisit fiskal negara ini menurun secara signifikan dari 6,1 persen produk domestik bruto (PDB) selama pandemi pada tahun 2020 menjadi 1,65 persen pada tahun 2023. Dengan demikian, rasio utang terhadap PDB terus menurun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline