Lihat ke Halaman Asli

Menjelajahi Kuliner dengan Wisata Khas Tionghoa di Jakarta Timur

Diperbarui: 8 Januari 2024   08:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Firna Nahwa Alpirdausi

Old Shanghai merupakan destinasi wisata bernuansa Tionghoa yang berlokasi di daerah Sedayu City, Kelapa Gading, Cakung, Jakarta Timur. Tempat ini telah menjadi daya pikat bagi mereka yang menginginkan pengalaman kuliner, hiburan dan budaya yang tak terlupakan bersama keluarga dan sahabat.

Old shanghai menawarkan kecantikan dan kemegahan visual yang memikat bagi para pengunjung. Mulai dari bangunan bergaya istana Tiongkok, lampion-lampion berwarna merah khas China, tulisan shufa atau seni kaligrafi Tiongkok, bahkan patung dewa dan dewi disiapkan untuk para pengunjung yang bersembahyang. Sudut-sudut kecilnya memberikan peluang bagi pengunjung untuk mengabadikan momen-momen singkat.

Salah satu pengunjung Old Shanghai, Alifia Setya Syarof, mengamati daya tarik utama wisata tersebut. Menurutnya, banyak spot foto di setiap sudutnya yang menciptakan momen berkesan bagi pengunjung. Ia juga menekankan kemudahan akses dan menyatakan tidak perlu ke Pantai Indah Kapuk (PIK) di Jakarta Utara. Menurutnya, kehadiran Old Shanghai menawarkan alternatif yang menarik, sehingga mendapatkan pengalaman serupa.

"Yang pertama sih karena spotnya ya, spot fotonya tuh banyak banget di setiap sudutnya, jadi kita dapat momen-momen yang berkesan. Terus juga enggak usah jauh jauh ke PIK Jakarta Utara, jadi kalau di sini ada kenapa harus jauh-jauh?" Ujar Alifia Setya Syarof, pada Selasa (19/12/2023).

Berbeda dengan wisata serupa di tempat lain, akses untuk masuk ke tempat ini sangat terjangkau. Mulai dari parkiran sampai masuk kedalam area wisata tidak dikenakan biaya, sehingga meningkatkan kemudahan pengunjung untuk menikmati wisata tersebut. Suasana Old Shanghai, pengunjung merasakan budaya Tionghoa yang begitu asli sehingga pengunjung bisa merasakan sensasi berada di negeri yang jauh dari kampung halaman tempat mereka tinggal.

"Biasanya kita kalo mau berwisata pasti jauh, wisata kayak gini jarang banget di jakarta timur, biasanyakan kayak di kampung China gitu mahal atau berbayar gitu kan? Kalo disini dari mulai parkiran sampe masuknya juga gratis, jadi di sini terjangkau banget sih," kata Alifia.

"Di Old Sanghai ini tuh kita kayak ngerasain lagi di negeri China sungguhan, kita ngerasain suasana beda, kayak bukan di negeri kita sendiri gitu," tambahnya.

Old Shanghai tidak hanya memukau dengan arsitekturnya yang klasik, tetapi juga menawarkan ragam kuliner yang menarik perhatian para pengunjung. Menjelajahi kuliner di Old Shanghai mungkin menjadi tantangan. Pasalnya, mayoritas kuliner di sana cenderung menghadirkan banyak pilihan makanan untuk non muslim yang mengandung unsur non halal.

Dalam mengeksplorasi keanekaragaman kuliner di Old Shanghai, beberapa pengunjung mengamati kebijakan yang diterapkan untuk memberikan keterangan yang jelas terkait kapasitas kehalalan suatu makanan. Meskipun banyak pilihan kuliner untuk non muslim, kelebihan yang dipuji oleh pengunjung adalah adanya penjelasan yang tercantum pada setiap menu. Penggunaan tanda khusus seperti tulisan "babi" untuk kuliner non muslim, dan "halal" untuk Muslim, sehingga memberi kemudahan bagi pengunjung dalam memilih makanan sesuai dengan kesukaan dan kepercayaan mereka.

"Walaupun disini kebanyakan kuliner untuk nonis, enaknya itu, di setiap kuliner ada keterangannya, kalo buat nonis itu ada tulisan babi nya, dan kalo untuk muslim ada tulisan halalnya, jadi ga perlu khawatir," Jelas Alifia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline