Waktu menyadarkan aku akan tiga hal yakni ; perjumpaan, penyesalan dan pengharapan. Di dalam dan bersama waktu, saya mengalami yang namanya perjumpaan. Perjumpaan dengan diri sendiri, sesama, makhluk ciptaan yang lain, dan lebih dari itu perjumpaan dengan Sang Mahakuasa. Dan perjumpaan dengan Sang Mahakuasa ini, dialami melalui peristiwa hidup dan melalui kehadiran sesamaku yang lain. Sebab Tuhan sungguh nyata dalam setiap ciptaannya.
Di dalam dan bersama waktu, saya juga mengalami yang namanya penyesalan. Penyebab dari penyesalan ini beragam. Penyesalan bisa dikarenakan oleh kegagalan, ketidakmampuan melakukan sesuatu atau mencintai seseorang, telah berbuat suatu kesalahan yang fatal atau karena telah berbuat dosa. Penyesalan merupakan suatu keadaan atau situasi di mana kita menyadari akan hal-hal yang telah kita lakukan, dan hal-hal tersebut adalah hal-hal yang tidak baik, yang dapat merugikan diri sendiri, sesama, mau pun Tuhan.
Namun, di dalam dan bersama waktu, saya juga memiliki sebuah cahaya dan kekuatan yang namanya adalah pengharapan. Harapan yang memberikan daya atau kekuatan yang memampukan diriku bangkit dari keterpurukan atau kelemahanku. Harapan yang mampu menuntun gerak langkahku untuk keluar dari setiap situasi sulit hidupku. Harapan yang menarik aku keluar dari rasa penyesalan. Dan harapan yang membantu aku menatap hari esok dengan penuh kepercayaan diri. Saya ibaratkan harapan itu seperti powerbank. Apabila powerbank adalah alat yang dapat menampung daya listrik yang dapat digunakan suatu ketika dalam situasi yang sulit, maka harapan juga memainkan peranya seperti powerbank, yang menyimpan daya dalam diri kita dan digunakan ketika hidup ini dalam situasi putus asa dan sulit. Dengan demikian waktu selalu mengizinkan kita untuk berpengharap. Oleh sebab itu berharaplah selagi kita masih diberi waktu.
Bagiku waktu memiliki peran yang memberi pengaruh terhadap hidupku. Waktu mengajarkan aku untuk menghargai kehidupan ini. Sebab, di dalam dan bersama waktu, saya bertumbuh menjadi seorang figur seperti yang saya kehendaki. Di dalam dan bersama waktu saya bisa mewujudkan impian dan harapan akan hidup yang lebih baik.
Akan tetapi, waktu memiliki ritmennya tersendiri. Ritme waktu tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Kita hanya bisa berjalan dan menyesuaikan dengan waktu. Waktu bisa mengendalikanmu tetapi kamu tidak dapat mengendalikan waktu. Sebab waktu yang sudah dilewatkan dalam hidupmu tidak bisa diulang kembali hari ini. Oleh sebab itu hargailah waktumu,sebab waktu itu berharga.
Waktu mengajarkan kita untuk menghargai nilai-niali kehidupan, dan hidup itu sendiri mengajarkan kita untuk bagaimana menggunakan waktu. Janganlah kita bertanya berapa lama kita hidup di dunia ini, tetapi bertanyalah pada diri kita masing-masing, bagaimana kita hidup di dunia ini. Dengan demikian kita akan menjadi pribadi-pribadi yang terbaik.
FIRMINO BOTAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H