Lihat ke Halaman Asli

Firman Rahman

TERVERIFIKASI

Blogger Kompasiana

Berhasilkah Iming-Iming Kewarganegaraan Ganda Memikat Diaspora untuk Pulang ke Indonesia?

Diperbarui: 18 Mei 2024   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi status kewarganegaraan. (Sumber gambar: canva.com via kompas.com)

Komponen utama riset adalah manusia, dan alasan utama diaspora enggan bahkan malas pulang ke Indonesia adalah faktor infrastruktur. Ungkap Kepala BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Tri Handoko, 10-8-2023).

Jaman sudah berganti, berbagai perubahan terus dilakukan pemerintah dalam rangka membangun negeri ini. Terlepas di balik rasa puas dan tidak puas, namun sedikit banyak terdapat secercah harapan dalam pembangunan negara ini.

Begitu pula dalam proses pengembangan sumber daya manusia sebagai inti utama dalam pembangunan negara. Salah satu hal yang diperlukan dalam proses pengembangan dan pembangunan di berbagai sektor ini adalah dengan percepatan dalam pengembangan sumber daya manusia.

Namun, sayang pengembangan sumber daya manusia ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Maka benar dengan apa yang disampaokan Tri Handoko, Kepala BRIN, yang pernah menyampaikan bahwa salah satu cara agar percepatan pengembangan sumber daya manusia bisa dilakukan adalah dengan "Membawa pulang diaspora ke Indonesia."

Realitas vs Iming-iming Janji Hidup Lebih Baik di Indonesia

Berbicara tentang hidup, maka hidup membutuhkan modal yang luar biasa, mulai dari pendapatan untuk menghidupi dirinya, fasilitas, hingga berbagai hal yang membuat seseorang rela meninggalkan zona nyamannya untuk pindah ke suatu tempat yang baru.

Fakta hidup di Indonesia dan juga dari berbagai informasi menunjukkan bahwa keadaan di Indonesia masih belum baik-baik saja, entah dari sisi ekonomi, bisnis, hingga peluang kerja.

Dari sisi bisnis misalnya beberapa waktu sempat diulas tentang perusahaan sepatu besar yang harus menutup bisnisnya karena bangkrut, dan hal ini belum usaha-usaha lainnya di lini UMKM.

Nah, begitu pula dengan diapora yang masih tinggal di luar negeri, dalam berbagai informasi di media sosial, bahkan ada yang lebih menyarankan untuk bertahan di luar negeri karena kondisi Indonesia yang belum bersahabat. Banyak lulusan S1 dan S2 di Indonesia yang masih mengganggur dan rela bekerja apa demi terjaminnya hidup mereka.

Ilustrasi (Gambar: sellugsk.live)

Tentu terdapat alasan lain bila diaspora mau pulang ke Indonesia, bila alasannya bukan karena ekonomi?

Dari beberapa referensi, baik dari Quora dan juga media sosial lainnya, terdapat beberapa hal yang membuat banyak diaspora memilih bertahan di luar negeri, antara lain:

  • Gaji. Fakta menunjukkan bahwa bekerja di luar negeri pendapatan atau gajinya memang lebih besar bila dibandingkan dengan di Indonesia.
  • Peluang kerja yang sangat luas. Hal ini seperti disampaikan Riefat Dhaniswara dalam Quora.com, Negara-negara Eropa mengalami masalah demografis, dengan pertumbuhan penduduk minus 0,6%. Hal ini tentu membutuhkan tenaga kerja asing agar ekonomi mereka bisa berjalan.
  • Work life balance. Mereka yang masih bekerja di luar negeri menganggap bahwa di Indonesia tidak ada work life balance. Hal ini yang membedakannya dengan di Eropa atau luar negeri yang menganggap kerja lembur itu mahal.
  • Syarat lowongan kerja di Indonesia yang tidak masuk akal. Misalnya ada batasan umur, IPK, dan syarat tidak masuk akal lainnya.
  • Menganggap bekerja di luar negeri lebih menantang daripada bekerja di Indonesia.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline