Lihat ke Halaman Asli

Firman Rahman

TERVERIFIKASI

Blogger Kompasiana

(Resensi) Ranah 3 Warna

Diperbarui: 22 Maret 2023   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel Ranah 3 Warna - Resensi (Pict: Dokumen pribadi)

Menikmati pagi dengan secangkir kopi ditemani buku lama, masih menjadi aktivitas yang menyenangkan dan menarik, apalagi dalam suasana libur hari ini. Bisa menjalani hobi, membaca buku dan sedikit menulis adalah sebuah kesenangan yang tidak bisa dihargai dengan apa pun. Begitu pula dengan (Resensi) Ranah 3 Warna dari sebuah novel legendaris yang ditulis oleh penulis kawakan Indonesia, A. Fuadi, seolah mengingatkan cerita dan perjalanan masa lalu.

Novel "Ranah 3 Warna" memang sudah lama sekali diterbitkan, sekitar 13 tahun yang lalu, namun membacanya kembali serasa tidak pernah ada rasa bosan. Sama halnya dengan kisah sebelumnya "Negeri 5 Menara", maka novel ini memberikan kisah menarik dan juga hikmah positif , tentang arti semangat juang, motivasi, menghargai proses dan juga tekad dalam mencapai harapan untuk sukses.

Informasi buku:

  • Judul Buku: Ranah 3 Warna
  • Penulis: A. Fuadi.
  • Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama.
  • Tahun terbit : Cetakan I,  Januari 2011.
  • Tebal buku: 473 halaman.
  • ISBN: 978-979-22-6325-1

Resensi Novel "Ranah 3 Warna"

Ranah 3 Warna adalah buku kedua dari Trilogi "Negeri 5 Menara", sama halnya dengan buku yang ditulis A. Fuadi, karyanya selalu memberi hikmah dan makna mendalam.  Novel "Ranah 3 Warna" adalah sebuah kisah lanjutan dari Negeri 5 Menara, tentang perjuangan seorang Alif Fikri. Novel ini memang bisa dibaca terpisah dari kisah buku sebelumnya, namun sangat menarik bila membacanya secarat urut, untuk mengetahui kisah menarik sebelumnya.

Ranah 3 Warna, menceritakan tentang Alif yang sudah menyelesaikan pendidikannya di Pondok Madani Gontor. Dengan kemampuannya dan motivasi dari Kyai yang merupakan guru yang telah mendidiknya, Alif akhirnya pulang Ke Kampung Maninjau.

Baca juga: Negeri 5 Menara (Resensi Novel).

Rasa semangat akan muncul saat ada yang melecehkan, begitu pula dengan Alif, yang semangatnya menjadi berkobar saat dicibir termasuk sahabat karibnya, Randai, yang meragukan kemampuannya untuk lulus UMPTN, apalagi Alif yang tidak memiliki ijazah SMA.

Rintangan? Ya pastinya, namun semangat dari tim dinamit Denmark menginspirasi Alif untuk menghadapi rintangan dengan menyelesikan pelajaran SMA 3 tahun tersebut. Siapa yang menyangka perjuangan Alif tersebut bisa mengantarkan dirinya lulus UMPTN jurusan Hubungan Internasional Universitas Pajajaran Bandung.

Kekuatan semangat Alif dengan nasihat:

Going the extra miles. I'malu  fauqa ma 'amilu.

Yang berarti "berusaha di atas rata-rata orang lain", ditambah semangat "Man jadda wajada", menjadi motivasi luar biasa untuk meraih mimpinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline