Berebut Kue "Fee Based Income"

Di era yang semakin canggih dan tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi atas kebutuhan jasa perbankan, membuat perbankan mulai berpikir serius untuk meningkatkan pelayanan. Hal ini dimaksudkan agar nasabah dan calon nasabah dapat terjaring untuk selalu bertransaksi di bank yang bersangkutan.

Dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia perbankan tersebut, menuntut manajemen bank untuk menjadi lebih kreatif dan berinovatif dalam menarik nasabah. Hal ini dimaksudkan, dengan makin banyak nasabah yang masuk dalam bank tersebut, akan mengakibatkan banyaknya dana yang dapat terhimpun.

Dari dana yang telah terhimpun tersebut menjadi modal bagi bank untuk mendapatkan keuntungan dari kredit yang disalurkan kepada masyarakat. Namun dengan berjalannya waktu, perkembangan kredit pun mulai berkurang, hal ini disebabkan porsi kredit yang ada volumenya tetap, namun porsi tersebut diperebutkan banyak bank. Dengan melihat kondisi tersebut, bank-bank di Indonesia mulai melirik dan tertarik untuk menggarap pendapatan bank dari sisi non kredit.

Melihat target yang harus terus tumbuh, begitu juga dengan target pendapatan yang semakin besar dan kue yang direbut antara bank-bank yang bermain di dalam lingkungan bisnis bank juga semakin sempit, menyebabkan beberapa perbankan mulai memutar otak agar bisa mencapai target yang ditetapkan.

Salah satu bank yang saat ini getol mengejar fee based income ini adalah Bank BRI, dengan jaringan kerja yang luas dan banyaknya jumlah kantor cabang, kantor pembantu bahkan tersebarnya kantor unit di semua kecamatan bahkan adanya teras menuntut adanya kecepatan dalam pelayanan terutama untuk menghindari seringnya off line, hal ini diantisipasi oleh Bank BRI baru-baru ini dengan diluncurkannya satelit milik Bank BRI sendiri. Keputusan untuk memiliki satelit sendiri, saat ini sudah sangat tepat apalagi dengan persaingan yang semakin ketat terutama untuk memangkas biaya transaksi, serta dengan peningkatan transaksi non tunai yaitu dengan perluasan mobile banking dan internet banking.

Memang sebelum BRI, sudah ada BCA yang telah mendahului dalam mengejar kue FBI (fee based income) ini, namun dengan telah dimilikinya satelit sendiri oleh BRI diharapkan dapat mengurangi biaya-biaya operasional dalam transaksi.

Dari hal tersebut di atas, fee based income (pendapatan non bunga) adalah provisi, fee atau komisi yang diterima bank dari pemasaran produk maupun transaksi jasa perbankan yang dibebankan kepada nasabah sehubungan dengan produk dan jasa bank yang dinikmatinya.

Sumber pendapatan bank non kredit yaitu fee based income ini sangat mendukung usaha bank dalam menambah keuntungan bank. Dengan berbagai aktivitas dan jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakat dan masyarakat mulai melek atas fungsi dan produk perbankan, maka perbankan mulai meningkatkan berbagi jenis sumber fee based income dengan menambah jenis layanan serta mulai mempublikasikannya melalui media baik cetak dan elektronik yang tujuannya untuk mempermudah nasabah mengetahui jenis dan produk yang ditawarkan oleh bank tersebut. Beberapa produk fee based income yang bisa dinikmati nasabah dan calon nasabah yang ditawarkan perbankan saat ini adalah tranfer, inkaso, safe deposit box, letter of credit, bank garansi, penyetoran dan dan transaksi valuta asing.

Dengan melihat masyarakat yang sudah mengenal teknologi informasi, hal ini menjadi peluang bagi perbankan dalam meningkatkan akses untuk menambah keuntungan fee based income-nya melalui mobile banking, internet banking dan sms banking. Yang menarik dari fee based income ini sehingga harus dikejar adalah FBI menghasilkan pendapatan yang memiliki risiko yang sangat kecil diibandingkan dengan pendapatan bunga sehingga menjadi alternatif pengembangan keuntungan bank.

Hal ini menjadi tantangan bagi perbankan di Indonesia dalam memperebutkan pangsa pasar fee based income, dan harusnya Bank BRI bisa memanfaatkan untuk meraih dan merebut pasar dengan dimunculkan dan dimilikinya satelit sendiri.