Sungguh sangat menyedihkan keadaan umat muslim saat ini, begitu saja melupakan tuntunan hidupnya walaupun Ia mengaku sebagai muslim. Agama Islam hanya dipahami seperlunya saja, Al Quran dan Hadist Nabi terlupakan seakan-akan kehidupan di dunia itu lebih penting dan segala-galanya.
Berpalingnya umat Islam dari Al Quran dan Hadist menjadikan umat Islam tertinggal pendidikan dan kehidupannya. Moral umat Islam lebih menyerupai umat-umat lainnya, hampir tidak dapat dibedakan perilaku dan kehidupan antara umat Islam dan umat lainnya. Dan menjadi hal asing dan aneh bagi sebahagian umat Islam yang berupaya mengikuti tuntutan Al Qur'an dan Hadist. Secara nyata kini umat Islam lebih bangga bila melepaskan identitas keIslamannya di masyarakat dibandingkan berusaha mengamalkan Al Qur'an dan Hadist.
Apalagi bila kita berkaca kepada mereka-mereka yang secara agama di mata masyarakat lebih memahami Al Qur'an dan Hadist namun perilakunya tidak sama sekali mencerminkan ajaran Islam yang terkadung di dalamnya. Dengan berbaju partai dan gelar mereka berperilaku tidak jauh berbeda dengan umat-umat lainnya seperti tindakan korupsi dan mementingkan kepentingan diri sendiri dan kelompok dengan upaya memperkaya menggunakan cara-cara yang tidak jujur.
Mungkin kita sendiri harus instropeksi diri agar menjauh dari sifat-sifat keegoisan kita akan diri sendiri dan kelompok dan menjauhkan anggapan bahwa kitalah yang lebih merasa benar. Pelajaran ini begitu sangat saya rasakan dalam kehidupan sehari-hari, kesombongan sudah begitu merasuki kehidupan kita sesuatu yang dibenci Allah SWT dan disenangi oleh setan. Sifat kesombongan ini akan sangat berdampak negatif terhadap hubungan antara sesama manusia, meninggalkan bekas kebencian bagi yang merasakan kesombongan dan rasa dirinya lebih utama dan unggul daripada dengan lainnya.
Intropeksi diri kita atas sifat sombong manusia betul-betul akan melalaikan manusia akan kewajibannya untuk tunduk kepada Allah SWT. secara lahiriah, Allah SWT menciptakan manusia membeda-bedakan satu dengan lainnya dan Islam sendiri tidak mengenal tingkatan/kasta diantara mahluk ciptaannya. Manusia diciptakan baik miskin dan kaya, cantik dan jelek, untuk saling melengkapi dan menyayangi satu dan lainnya dalam Islam, dan kecintaan dirinya hanya kepada Allah SWT bukan kepada kekayaannya dan kecantikannya.
Pesan moral yang disampaikan oleh Ustad Abdullah Gymnastiar atau yang dikenal Aa Gym pada pada ceramah Isra dan Mijrad Nabi Muhammad SAW di kantor kami benar-benar membuat kami instropeksi diri. Pada kesempatannya, Aa Gym menyampaikan kepada kami untuk melakukan instropeksi diri dan hijrah dari sifat-sifat yang menjauhkan kita dari cinta kita kepada Allah SWT, Al Quran dan hadist yang diwahyukan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT kepada umat manusia lainnya. Sifat T.E.N.G.I.L merupakan singkatan dari Tabaruk (sombong), Egois, Norak, Galak, Iri, dan Licik.
Saya tertarik dengan uraian sifat Sombong dan Egois, karena kedua sifat inilah yang mengakibatkan rusak hubungan antara sesama manusia dan kepada Maha Pencipta. Kesombongan manusia tidak akan menjadikannya mulia di mata Allah SWT walaupun secara lahiriah di dunia akan menguntungkan namun justru dengan sifat sombong tersebut akan mengakibatkan seseorang menjadi lepas dengan keimanannya kepada Allah SWT. Dan mudah sekali setan akan menggelincirkannya ke jurang neraka. Bahkan ada sedikit kesombongan di hati dikala berbuatpun baikpun dapat menyebabkan tidak akan diterimanya amal kebaikan kita. Sifat sombong memiliki kekayaan berlimpah, merasa pintar, merasa memiliki kecantikan dan ketampanan, paling suci dan benar, itu merupakan wujud pemberian Allah SWT yang patut disyukuri dan tidak boleh melalaikan dengan meremehkan orang yang lebih miskin, bodoh, dan jelek. Karena sesungguhnya itu merupakan anugerah atau pemberian Allah SWT dan sepatutnya kita menghormati orang lain bukan menghina dan merendahkan martabatnya. Ibaratnya itu ujian dari Allah SWT agar kita memberikan kemanfaatan kepada sesama umat Islam (seperti berzakat, berbagi ilmu dan pengetahuan).
Bahwa sesungguhnya sifat kesombongan itu hanya milik Allah SWT patut dimaklumi, dengan sifat rahman dan rahiimnya Allah SWT menciptakan Bumi dan seisinya, memberikan ganjaran pahala walaupun hanya sebesar zarah. Bahkan seorang yang mengikariNya dan tidak beriman kepada Allah SWT tetap dapat hidup aman dan sejahtera walaupun kedustaan hatinya tetap tidak menentramkan hatinya sendiri. Memang perbedaan antara orang yang beriman dan tidak beriman di dunia hanyaalah ketentraman hatinya dikarenakan tidak memiliki pegangan hidup di dunia dan hidup tanpa arah dan tujuan serta hidup semata-mata untuk di dunia. sementara orang yang beriman kepada Allah SWT akan hidup dengan hati tenang dan senantiasa perilaku karena ibadah kepada Allah SWT dan cenderung suka beramal shaleh (zakat, sedekah, berbagi ilmu).
Sementara sifat egoisme itu cenderung untuk mementingkan diri sendiri atau kelompoknya dengan mengabaikan hak-hak orang lain dan kepentigan orang lain. Sifat egoisme tidak begitu beda dengan sombong yang berwujud dengan memperkaya diri, merasa dirinya yang paling benar dan paling pintar. Kehidupan seseorang yang sifat egoisnya tinggi akan membuat terkotak-kotaknya masyarakat, dan berkubu-kubu.
Sifat sombong dan egois tinggi akan menyebabkan masyarakat menjadi terpecah belah dan tercipta jurang yang jauh antara suatu kelompok masyarakat dengan masyarakat lain. sehingga menyebakan rusaknya ukhuwah islamiyah antara sesama muslim, adanya jarak antar sesama saudara, berperang dan bertikainya antara satu suku atau kelompok dan kelompok lainnya. Dan mudah sekali bagi orang lain untuk mengadu domba satu dengan lainnya.
Semoga saja Ramadhan yang dirahmati Allah SWT akan mendidik kita menjadi pribadi-pribadi yang bertawakal dan senantiasa tunduk kepada kekuasaan Allah SWT. amiin amiin Ya Robbal Aalamin