Lihat ke Halaman Asli

Teka-teki Calon Gubernur BI dan Tantangan yang Akan Dihadapi

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="attachment_154868" align="alignleft" width="300" caption="http://nianalok.wordpress.com/"][/caption]

Berita tentang calon Gubenur Bank Indonesia yang akan diajukan oleh presiden SBY semakin santer terdengar akhir-akhir ini. Sejak ditinggalkan oleh Boediono, posisi Gubernur BI sudah setahun lamanya kosong, dan posisi tersebut dirangkap oleh Deputi Senior BI.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa selambat-lambatnya hari ini, Selasa, 1 Juni 2010, SBY akan mengajukan nama calon Gubernur BI ke DPR. Berbagai pihak pun berspkeluasi tentang calon yang akan diajukan SBY. Siapakah kira-kira calon tersebut?

Tidaklah terlalu sulit untuk menebak kandidat orang nomor satu di BI itu karena juru bicara istana negara telah memberikan sedikit bocoran tentang calon yang akan dipilih, dan bahkan beberapa anggota DPR secara gamblang telah menyebutkan beberapa nama calon yang kemungkinan besar akan diajukan SBY.

Siapapun dia orangnya, memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi Gubernur BI. Yang harus disadari adalah bahwa tugas Gubernur BI kedepan akan semakin berat. Apa saja tantangan yang akan dihadapi BI?

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah bagaimana BI dapat meracik kebijakan moneter (antara lain dengan menentukan tingkat suku bunga) yang tepat sehingga dapat menjaga kestabilan harga, kondusif bagi pertumbuhan, dan tidak menyebabkan pergerakan nilai tukar yang fluktuatif.

Kebijakan tersebut sangat krusial karena keberhasilan Indonesia dalam melewati badai krisis 2008, dan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada 2009 telah menjadi magnet yang cukup kuat bagi investor asing untuk menanamkan dananya di Indonesia.

Permasalahannya adalah sebagian besar dana tersebut ditanamkan pada instrument investasi jangka pendek, yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali oleh sang pemilik (hot money).

Disinilah letak tantangan berat yang dihadapi oleh BI. BI diharuskan untuk menjaga “gawang” perekonomian Indonesia dimana BI harus dapat meminimalisir potensi penarikan dana asing yang dilakukan secara bersamaan (sudden reversal).

Nantinya, Gubernur BI yang baru diharapkan dapat memberikan efek psikologis yang positif dan mempertebal keyakinan investor asing terhadap fundamental ekonomi Indonesia. Dengan demikian, investor asing akan tertarik untuk menanamkan dananya ke investasi yang lebih bersifat jangka panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline