Lihat ke Halaman Asli

Perlu Tidak Pembangunan Incinerator Secara Massal di Indonesia?

Diperbarui: 21 November 2017   20:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Incinerator adalah sebuah alat pembakaran yang digunakan untuk membakar sampah atau limbah solid lain dengan memanfaatkan media berupa pasir atau gas sebagai media pembakarnya. Alat ini dapat berguna untuk mengurangi sampah yang berada di lingkungan sekitar dan juga dapat digunakan sebagai penghasil uap dengan menggabungkan dengan waste heat boiler.

Waste heat boiler ini berfungsi memanaskan air umpan yang dapat berasal dari air sekitar untuk menghasilkan uap. Boiler tipe ini memanfaatkan panas sisa dari pembakaran. Hasil dari boiler ini berupa uap yang dapat dimanfaatkan sebagai nilai ekonomis dengan menyalurkan uap menuju industri kecil di sekitarnya. Lebih lanjut lagi incinerator ini dapat digunakan sebagai pembangkit listrik.

Pada dasarnya sampah ini memiliki nilai kalor yang dapat dimanfaatkan menjadi energi. Pemanfaatan sampah menjadi energi ini dapat mendorong pengurangan sampah agar tidak hanya menjadi penyakit yang dapat mengganggu masyarakat. Dengan pemanfaatan sampah menjadi energy sekiranya dapat menumbuhkan nilai ekonomi warga sekitar. 

Hasil dari pembakaran sampah berupa panas dari hasil pembakaran dapat dimanfaatkan dengan pembangunan incinerator yang dapat memanfaatkan hasil pembakaran menjadi uap dengan penambahan Waste Heat Boiler yang membuat hasil akhir dari pembakaran sampah berupa uap. Uap inilah yang akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk membangun pembangkit listrik, jasa laundry dengan menjadikan wilayah yang berada di sekitar incinerator menjadi kampung laundry, atau setidaknya hanya mengurangi sampah yang menumpuk di tempat pembuangan akhir.

Jadi kebayang dong jika kita dapat membangun incinerator ini secara massal?

oh iya, ini tulisan pertama saya. saya minta maaf jika ada salah kata. Terima kasih




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline