Lihat ke Halaman Asli

Sang Bungsu yang Sendu

Diperbarui: 27 Februari 2017   11:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sang bungsu terus menangis

namun apa sang kakak mendengar jeritnya

mungkin karena mereka bersaudara di masa lama yang lampau

kini si bungsu tak gembira di rumahnya 

telah tergerus kebebasannya telah binasa merdekanya

kala matahari terbit mendung meneteskan air mata

kala malam dinginnya menyesakkan hingga tangis jadi selimutnya

apa sang bungsu terdiam....?

tidak, mereka berontak akan duri yang menjerat

air mata mengering darah mengalir habis

tanah tak dimiliki hanya dihuni

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline