Lihat ke Halaman Asli

Firman Alfa Rezi

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau

OPINI: Apakah Kebahagiaan Tercipta Hanya di Saat Mencapai Tujuan?

Diperbarui: 15 Desember 2023   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sumber: unsplash.com/Zac Durant

Setiap manusia memiliki ambisi untuk menjadi seseorang yang besar, terkenal hingga berusaha menjadi seseorang yang bermanfaat bagi semua orang. Sehingga tidak sedikit pula manusia berjuang mati-matian untuk mencapai hasil yang diinginkan agar bisa bahagia. 

Definisi bahagia tiap manusia berbeda-beda, ada yang baru saja diterima universitas ternama langsung merasakan bahagia tak terkira, ada yang harus mendapatkan pekerjaan yang layak baru bisa merasakan kebahagiaan yang hakiki baginya atau bahkan ketika sedang berjuang, banyak dukungan dari keluarga, teman dan saudara bisa membuat kamu bahagia.

Apakah kebahagiaan itu hanya tercipta disaat berhasil mencapai tujuan atau mendapatkan dukungan yang baik?

Coba kita pandang sisi lain dari hubungan antara tujuan dengan kebahagiaan, ketika kamu menganggap akan bahagia ketika berhasil menjadi orang sukses, maka itu kesannya seperti wajah kita belum merasakan senyum yang tulus saat berjuang. 

Mungkin kita merasa hal tersebut disebabkan oleh banyaknya tuntutan dari luar bahkan ada berbagai hinaan yang harus di bayar dan itu adalah hal yang manusiawi dilakukan, karena itu akan merasakan kepuasan yang besar ketika kita berhasil melewati perjalanan tersebut sebaliknya jika kita gagal, kita akan merasakan keterpurukan yang amat mendalam seolah-olahnya kita adalah manusia yang terburuk. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita harus menjadi seseorang yang sukses dan menjadi orang besar dulu baru bisa mendapatkan bahagia itu? Mengapa tidak senangi saja tiap-tiap langkah yang saat ini diperjuangkan?

Mungkin saat ini belum menemukan masa depan yang begitu jelas dan memiliki segudang kekurangan atau fasilitas yang terbatas. Namun hal tersebut jangan dijadikan alasan untuk tidak melakukan progres melangkah menjadi lebih baik. Ketika merasakan hal seperti itu, mari pandang seperti apa Allah menciptakan kita yang mungkin sering dilupakan. 

Mari tanyakan pada diri sendiri, apakah kamu bisa melihat artikel ini? Apakah kamu bisa membaca artikel ini? Apakah kamu bisa mendengar sesuatu yang bersuara di lingkungan sekitar? Apakah kamu saat ini bisa memegang hp atau laptop dengan tangan kamu? Apakah kamu saat ini bisa berjalan dengan kaki kamu? Apakah kamu sekarang bisa makan, minum atau memiliki pikiran untuk membaca artikel ini? dan apakah kamu memiliki hati nurani untuk memahami perasaan diri sendiri dan orang lain?  

Silakan renungi hal-hal yang sepatutnya disyukuri namun sering terlupakan hanya karena segudang kekurangan atau melihat orang lain lebih sukses, sehingga hal tersebut membuat kamu merasa ketinggalan dan membuat diri sendiri lupa terhadap nikmat besar yang Allah ciptakan. Ketika kamu saat ini memiliki semua pertanyaan di atas, berarti kamu masih tergolong orang yang beruntung. Ingatlah Allah tidak pernah menciptakan manusia dengan sia-sia. Seluruh makhluk hidup diciptakan sudah memiliki tujuan masing-masing. 

Lihat orang-orang yang ada dibawah kita

Mungkin kamu terlalu banyak melihat kesuksesan orang lain, tetapi mari lihat orang yang tidak seberuntung kamu. Kamu yang saat ini memiliki hp adalah impian bagi orang yang ingin belajar daring tanpa harus pinjam dengan orang lain.  Kamu yang saat ini memiliki badan sehat adalah impian bagi orang yang saat ini terbaring dirumah sakit. 

Kamu yang saat ini hanya memiliki motor adalah impian bagi orang yang hanya bisa pergi dengan jalan kaki atau naik ojek. Kamu yang saat ini bisa belajar, membaca, menulis bahkan memiliki bakat adalah impian bagi orang-orang yang berkebutuhan khusus yang lambat berpikir, lambat berbicara, hingga autisme

Orang tua atau keluarga yang dimiliki saat ini adalah impian bagi orang yang yatim piatu sejak kecilnya. Dan kamu yang saat ini bisa bersekolah, kuliah hingga mendapatkan pekerjaan adalah impian bagi orang yang tidak bisa bersekolah atau berkuliah karena biaya dan belum bisa mendapatkan pekerjaan karena belum mendapatkan panggilan. Mari syukuri apapun yang  dimiliki, karena syukur adalah penambah nikmat dan bisa menumbuhkan sifat qana'ah yang berarti mensyukuri hasil apapun yang didapatkan.

Maksimalkan Kemampuan yang dimiliki

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline