Lihat ke Halaman Asli

Euforia Hari Pertama Sekolah

Diperbarui: 18 Juli 2016   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Humas Depdiknas

Tahun ajaran 2016 akan menjadi momentum penting buat wajah pendidikan kita, dalam pertemuan rapat terbatas menteri pendidikan di gedung depdiknas beberapa waktu yang lalu, Bapak Anies baswedan akan menghimbau dan meminta para orang tua meyisihkan waktunya untuk mengantarkan anak-anak mereka untuk dapat mengenal lingkungan sekolah sekaligus berkenalan dengan seluruh staff pengajar di sekolah yang bersangkutan, seperti dimaklumi hari pertama masuk sekolah adalah euporia yang sangat menguras emosi para orangtua,.

Mereka melepas anak-anak mereka untuk  di didik oleh para guru-guru mereka, dan sudah bisa dipastikan sekolah adalah rumah kedua buat para siswa karena hampir sebagian waktu mereka akan dihabiskan di sekolah. Gerakan ini sudah ramai di social media dengan hestek #HariPertamaSekolah dan pastinya akan menjadi trending topic pembicaraan di seluruh pelosok negeri.

Anies mengungkapkan bahwa gerakan ini adalah upaya untuk menghadirkan Negara  dalam menyambut anak-anak sekolah dimanapun mereka berada, mestinya semua pihak dapat  melibatkan diri karena kita semua miris dengan kualitas pendidikan kita yang ketinggalan jauh dari bangsa-bangsa lain, sebagai contoh dalam peringkat kampus terbaik dunia, kampus kita 100 besar-pun tidak masuk.

Belum lagi, tantangan teknologi dan inovasi, kita Cuma jadi konsumen yang Cuma bisa membeli dan memakai inovasi Negara-negara lain. Kualitas lulusan tidak juga menambah jumlah entrepreneur dan pengusaha, padahal semakin banyak pengusaha akan dapat melahirkan inovasi dan bangsa ini akan terus bertahan menghadapi  tantangan kemajuan teknologi. Dan gempuran perubahan yang berjalan sangat cepat.

Sumber Humas depdiknas

Seperti tulisan saya beberapa tahun yang lalu, bahwa semua ilmu yang kalian pelajari saat ini begitu gampang jadi usang jika kalian tidak terus mau memperkaya wawasan dan terus menerus haus akan ilmu dan teknologi, saat ini teknologi telah menjungkir balikan semua pemikiran yang bersifat picik rigid dan jumud.

Profesi-profesi baru yang tak pernah dikenal bermunculan satu persatu. Hidup di zona nyaman seperti jadi pegawai swasta PNS dan profesi yang kerjanya repetitive sudah tidak dilirik lagi oleh generasi milenial. Mungkin generasi orang tua kita saja yang menginginkan zona nyaman yang kadang mematikan inovasi, karena kedepan bangsa yang tak punya inovasi akan jadi budak bangsa lain.

Kembalikan Akal sehat dalam dunia Pendidikan.

Perpeloncoan adalah kultur kolonial yang mestinya sudah tidak pantas digunakan lagi dalam dunia pendidikan, mata rantai senior dan junior harus segera diputus, kita tak mau lagi ada kejadian anak dilepas keluar untuk menuntut ilmu tiba-tiba pulang dalam keadaan menjadi mayat, seperti beberapa kejadian masa orientasi beberapa tahun lalu. 

Kita harus melaporkan apa saja kejadian yang sudah tidak menggunakan akal sehat, kita harus berhenti diam dan mendiamkan jika jelas-jelas di depan mata kita ada kejadian kekerasan di sekolah. Dan kita tidak akan pernah ingin kejadian tragis menimpa anak kita.

Semua tak mau lagi kekerasan di dunia pendidikan terulang, lalu dilupakan dan terulang lagi untuk dilupakan. Disinilah pentingnya kehadiran Negara, karena sekali saja kekerasan terjadi lagi maka dunia pendidikan akan tercoreng kembali.

Smua buku harus jelas siapa penulisnya, karena kita harus belajar dari buku-buku pelajaran yang bermuatan intoleransi dan porno seperti kejadian beberapa waktu yang lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline