Lihat ke Halaman Asli

Firma TazkiyyaAdillia

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

Kejar Surabaya Zero Stunting 2023 Pemkot Surabaya Gandeng Mahasiswa Universitas Airlangga

Diperbarui: 31 Desember 2023   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi utama pada balita di Indonesia yang belum teratasi. Pada bulan Februari 2023, Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rapat Kerja Nasional BKKBN yang menyatakan bahwa prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.Prevalensi tersebut memang mengalami penurunan, namun berdasarkan kriteria WHO, prevalensi stunting masih tergolong kategori tinggi (>20%).Menurut data SSGI 2022, prevalensi stunting terendah di Indonesia ada di Kota Surabaya yaitu sebesar 4,8%.Walaupun angka prevalensi stunting di Kota Surabaya terendah se Indonesia, masih perlu dilaksanakan program dengan output penurunan prevalensi stunting dalam rangka mewujudkan Surabaya Zero Stunting pada tahun 2023. Tentunya apabila persentase prevalensi terjadinya stunting di Kota Surabaya menurun maka persentase prevalensi terjadinya stunting dalam skala nasional juga ikut menurun.

Untuk mewujudkan Surabaya zero stunting pada tahun 2023, Pemerintah Kota Surabaya bekerjasama dengan berbagai lapisan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita tersebut.Salah satu bentuk kerjasama tersebut adalah kegiatan KKB BBK Kampung Emas 2.0 yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Kota Surabaya, Universitas Airlangga, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, serta berbagai stakeholder di lingkup kelurahan yang ada di Kota Surabaya.Kegiatan KKB BBK Kampung Emas 2.0 ini mengusung tiga program unggulan untuk menurunkan prevalensi terjadinya stunting di Kota Surabaya, program-program tersebut antara lain, SBCC-Besties, formulasi pangan beriman, dan Laduni.

SBCC-BESTIES

Kegiatan SBCC-Besties (Social Behavior Change Communication : Bunda Teredukasi , Sehat, Hebat, dan Peduli Gizi) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku ibu hamil dalam praktik makan, manajemen kesehatan mental ibu hamil, serta memperkuat peranan PKK dan TPK sebagai edukator dan konselor kesehatan.Pada kegiatan ini mahasiswa bekerjasama dengan TPK dan kader kesehatan untuk melaksanakan edukasi terkait gizi ibu hamil dan manajemen stress melalui media kreatif.Dengan adanya edukasi mengenai manajemen stres pada ibu hamil diharapkan ibu hamil dapat terhindar dari depresi postpartum maupun keguguran saat hamil.Selain itu, edukasi manajemen stress membantu ibu hamil untuk mencapai kondisi sehat baik secara fisik, mental, maupun sosial.Tidak hanya itu, kegiatan edukasi gizi ibu hamil juga diberikan oleh mahasiswa bersama kader kesehatan dengan tujuan agar para ibu hamil mengerti dan mampu mengubah perilaku makannya sesuai gizi yang seimbang karena ibu hamil tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi untuk dirinya sendiri namun juga kebutuhan gizi untuk janinnya.Hal tersebut tentunya juga berkontribusi untuk mencegah stunting  sedini mungkin.

LADUNI

Selanjutnya ada program LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah) yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan kesehatan pranikah dan menurunkan prevalensi anemia, komplikasi kehamilan, BBLR, serta neonatal stunting. Pada program ini mahasiswa berfokus untuk melakukan intervensi konsumsi suplemen Multiple Micronutrients (MMN) yang merupakan suplemen donasi dari mitra luar negeri (The Vitamin Angels Alliance). Mahasiswa memberikan edukasi menggunakan media kreatif mengenai kandungan MMN Laduni, manfaat MMN LADUNI, serta cara konsuminya. Selain itu, mahasiswa juga memonitoring kepatuhan konsumsi MMN Laduni serta mendorong para ibu hamil dan calon pengantin untuk patuh dalam mengonsumsi MMN Laduni karena banyak manfaat yang terkandung dalam MMN Laduni terutama dalam membantu memenuhi gizi ibu hamil serta calon pengantin untuk menurunkan prevalensi anemia, komplikasi kehamilan, BBLR, serta neonatal stunting.

FORMULA PANGAN BERIMAN

Program selanjutnya adalah Formulasi Pangan Beriman. Pada program ini mahasiswa mengembangkan formula makanan berbasis pangan hewani untuk meningkatkan asupan protein bagi ibu  hamil, catin dan remaja putri untuk mendukung program DASHAT (Dapur Sehat). Bahan yang digunakan dalam pengembangan formulasi pangan didasarkan pada produk pangan unggulan lokal di daerah setempat.Untuk mahasiswa yang mendapatkan penempatan di Kecamatan Bulak memanfaatkan protein hewani dari ikan kembung untuk dikembangkan pada kegiatan formula pangan beriman. Ikan tersebut diolah menjadi produk olahan makanan yang bernama DIMBUNG BRO! (Dimsum ikan kembung brokoli) yang memiliki klaim sumber protein, sumber zat besi, dan tentunya rendah lemak. Pada kegiatan tersebut mahasiswa juga mendemonstrasikan praktik pengolahan pangan  dalam bentuk media (video), memberikan leaflet mengenai resep dan kandungan gizi dari produk makanan yang dibuat, serta memberikan sampel makanan yang telah dibuat. 

Rangkaian kegiatan KKN BBK Kampung Emas 2.0 yang telah direalisasikan tentunya melengkapi satu sama lain dengan satu fokus tujuan yang sama yaitu untuk menurunkan prevalensi kejadian stunting di Kota Surabaya. Harapannya dengan pemberian intervensi sedini mungkin dimulai dari calon pengantin kejadian stunting di Kota Surabaya dapat ditekan semaksimal mungkin sehingga sejalan dengan tujuan Pemerintah Kota Surabaya yaitu mewujudkan Kota Surabaya zero stunting di tahun 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline