1. Pengertian Aliran Filsafat Pragmatisme
Akhir abad XIX atau memasuki abad XX di Amerika berkembang sebuah aliran filsafat yang begitu besar dampaknya bagi perkembangan Negara tersebut sehingga mengubah cara pandang rakyat Amerika salah satunya di bidang pendidikan.
Adalah aliran Pragmatisme, suatu pemikiran yang memandang bahwa benar tidaknya ucapan, dalil, atau teori, semata-mata bergantung kepada berfaedah atau tidaknya ucapan, dalil, atau teori tersebut bagi manusia dalam kehidupannya.
Pragmatisme mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis.
Pegangan pragmatisme adalah logika pengamatan. Pengalaman-pengalaman pribadi dapat diterima jika hal tersebut bermanfaat. Rasionalitas dalam pragmatisme telah diubah menjadi yang berguna, yang bermanfaat, atau yang berfungsi.
Ada dua ide utama dalam pragmatisme, pertama manusia adalah makhluk aktif-kreatif membentuk dunianya, kedua manusia memadukan kebenaran dan value dalam action. Paduan kebenaran dan value dalam action menampilkan teori kebenaran yang praktis, yang fungsional, dan yang berguna praktis.
Pragmatisme adalah suatu sikap, metode dan filsafat yang memakai akibat-akibat praktis dari pikiran kepercayaan sebagai ukuran untuk menetapkan nilai kebenaran.
2. Pemikiran Tokoh Pragmatisme
a. Charles S. Pierce
Menurut Peirce, yang penting adalah pengaruh apa yang dimiliki suatu ide dalam suatu rencana tindakan dan bukan hakikat suatu ide. Dalam konsep Peirce salah satu gagasan yang paling adalah gagasan dalam bentuk aksi, ide tidak begitu penting karena dikatakan tetapi karena dilaksanakan.
Ditemukan sejumlah ide dan prinsip
Pragmatisme yang dihasilkan dari ajaran Peirce termasuk diantaranya bahwa prinsip pengalaman apapun selalu mempunyai hubungan dengan pengalaman lain. Proses penjelasan tentang realitas adalah suatu proses yang tidak pernah berhenti dan setiap pengetahuan hanya bersifat sementara dan kondisional.