Lihat ke Halaman Asli

firlil

Mahasiswa

Demam Berdarah: Pencegahan, Gejala, dan Dampak

Diperbarui: 18 September 2024   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

ISTAGHFIRLILLAH ULIL ALBAB / 191241172 

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

 UNIVERSITAS AIRLANGGA 

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan masyarakat di banyak negara tropis, termasuk Indonesia. Memahami pencegahan, gejala, dan dampak dari demam berdarah sangat penting untuk mengurangi risiko infeksi dan mengelola dampaknya. 

Pencegahan demam berdarah fokus pada pengendalian populasi nyamuk dan perlindungan individu. Upaya utama dalam pencegahan adalah menghilangkan tempat berkembang biak nyamuk, seperti genangan air. Membersihkan wadah wadah yang menampung air, seperti ember dan vas bunga, secara rutin adalah langkah penting. Selain itu, penggunaan obat nyamuk, krim anti-nyamuk, dan pemasangan jaring nyamuk pada jendela dan pintu juga dapat mengurangi risiko gigitan nyamuk. Kampanye penyuluhan masyarakat juga penting untuk meningkatkan kesadaran tentang pencegahan demam berdarah. Gejala demam berdarah muncul 4 hingga 10 hari setelah terpapar virus melalui gigitan nyamuk. 

Gejala awal mirip dengan flu, termasuk demam tinggi tiba-tiba, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, dan ruam kulit. Seiring waktu, gejala dapat berkembang menjadi lebih parah, dengan pendarahan seperti pendarahan gusi atau mimisan. Kasus berat dapat menyebabkan sindrom syok dengue, yang ditandai dengan penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas, dan kerusakan organ. Penanganan medis segera diperlukan untuk kasus yang parah guna mencegah komplikasi serius. 

Dampak demam berdarah bervariasi dari ringan hingga berat. Pada kasus ringan, gejala seperti demam dan nyeri tubuh dapat menyebabkan ketidak nyamanan sementara. Namun, pada kasus berat, komplikasi serius seperti sindrom syok dengue dapat muncul, yang memerlukan perawatan intensif. Dampak ekonomi juga signifikan, dengan biaya perawatan medis dan kehilangan produktivitas yang tinggi. Wabah demam berdarah dapat membebani sistem kesehatan dan menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari serta stres di masyarakat. Oleh karena itu, pencegahan yang efektif dan penanganan yang cepat sangat penting untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. 

Demam berdarah adalah penyakit menular yang memerlukan perhatian serius dalam pencegahan, deteksi gejala, dan penanganan dampak. Upaya pencegahan yang efektif, seperti pengendalian nyamuk dan perlindungan individu, dapat membantu mengurangi risiko infeksi. Memahami gejala dan dampak penyakit ini penting untuk identifikasi dan penanganan yang tepat. Dengan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga kesehatan, dampak demam berdarah dapat diminimalkan, dan kesehatan masyarakat dapat terjaga. 

Kata Kunci: Demam Berdarah, Dengue, Pencegahan, Gejala, Dampak, 

Daftar Pustaka: World Health Organization. (2022). Dengue and severe dengue. Diakses dari : https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Dengue Fever. Diakses dari : https://www.cdc.gov/dengue/index.html Ministry of Health Republic of Indonesia. (2020). Pedoman Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Guzman, M. G., & Harris, E. (2015). Dengue. The Lancet, 385(9966), 453-465. Houghton, R., & L'Abb, K. (2018). The Economic Impact of Dengue Fever. Journal of Global Health, 8(2), 020407.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline