Lihat ke Halaman Asli

Arief Firhanusa

TERVERIFIKASI

Motor Pacar Dibawa ke Panti Pijat

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Motor jenis sport itu memasuki gerbang panti pijat kelas atas di kawasan selatan Kota Semarang, tadi siang. Melenggang dengan tenang, tak tahunya ada sepasang mata yang tak asing dengan motor tersebut melihatnya. Seseorang yang kebetulan lewat, dan sungguh sangat terperanjat sebab dia tahu 'pemilik' motor tersebut selama ini alim dan amat setia kepadanya.

Seseorang ini, sebut saja Novita, adalah kekasih pemilik motor, katakanlah namanya Wimar. Keduanya pacaran sejak semester akhir kuliah, dua tahun silam. Kebetulan dua sejoli ini di universitas sama, cuma beda fakultas.

Tentu saja Novita meradang. Bahkan hampir pingsan. Ia nyaris tak percaya sang pacar 'bertamu' ke panti pijat sebab selama ini Wimar itu lugu. Pria itu amat mencintai Novita. Ditunjukkan dengan, salah satunya, mengukir nama Novita di pelat nomor belakang motor keluaran 2014 tersebut.

Selain kesal karena pacarnya nakal, Novita juga geram sebab ada nama dia dibawa-bawa ke panti pijat. Dia tak melihat alasan lain sang pacar datang ke tempat 'begituan' itu selain 'begituan' dengan pemijat plus-plus. Wimar bekerja di perusahaan jasa konstruksi. Apa hubungan besi dengan mbak-mbak montok di dalam sana!

Singkat cerita, saya melerai pertengkeran mereka di sebuah rumah makan padang di bilangan Jalan Pahlawan Semarang, kisaran pukul 12.00 tadi. Wimar memohon ampun pada Novita. Bukan lantaran pria berambut setengah keriting yang mengabdi di sebuah instansi pemerintah ini 'refreshing' di panti pijat, melainkan minta maaf karena dia meminjamkan motornya ke teman -- anggap saja namanya Gunawan -- yang disalahgunakan.

"Sumpah Demi Tuhan tadi dia pinjem motor katanya untuk beli sembako titipan istrinya. Jebul (ternyata) dibawa ke panti pijat. Kampret tenan!" Sembur Wimar agar melunakkan cemberut Novita. Celakanya, selain pinjam motor, si Gunawan juga pinjam jaket. Potongan badan mereka juga sama. Maka wajar saja Novita kalap dan murka sebab dia yakin tadi itu si Wimar adanya.

Jangan Ukir Nama Pacar di Pelat Nomor

Meski Wimar sudah mohon ampun sampai sujud, amarah Novita belum tuntas padamnya. Tampak sisa merah membias di wajah tatkala perempuan yang sedang menempuh pendidikan S2 ini mencium tangan Wimar sebelum berpisah. Ini dugaan saya, wanita mana yang namanya terukir di pelat nomor rela nama itu diseret ke tempat mesum?

Mengukir nama di pelat nomor mungkin bagian dari rasa cinta yang mendalam. Ini loh nama pacar saya, mungkin begitu dalam hati mereka. Sikap ini sering dilakukan pula oleh para wanita yang mengukir nama suami/anak-anak atau pacarnya di bawah angka-angka tanda nomor kendaraan, dengan tanda "hati", alias "love". Tukang pelat nomor sanggup mengerjakan apa saja permintaan pelanggan. Tetapi ada sisi negatif di balik sikap membanggakan orang tercinta ini:

1. MUDAH DIINGAT ORANG. Bayangkan bila motor kita dipinjam kawan, kemudian oleh kawan kita itu motor dibawa ke tempat perjudian, kompleks lokalisasi, atau area-area "miris" lainnya. Biarpun bukan nomor cantik, tapi kalau ada tetangga atau teman kantor kita hafal nomor kita apa tidak berabe.

2. MUDAH DIINGAT PENJAHAT. Bandit-bandit beredar di sekeliling kita. Sekali mereka mengincar sebuah motor, maka mereka akan mencoba menghafal penanda di pelat nomor. Penanda itu bukan hanya huruf dan angka-angka besar di pelat, melainkan juga nama seseorang yang tertera.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline