Gitaris Noah itu digambarkan sangat berwibawa kala menjadi imam sholat, entah di mana, dalam sebuah program entertainmen, siang tadi. Loekman Hakim, gitaris itu, dikenal pernah mendalami Islam hingga mancanegara tatkala Peterpan vakum gara-gara Ariel, vokalisnya, tersandung masalah video porno yang membuatnya dipenjara 3 tahun 6 bulan plus denda Rp 250 juta pada 2011 (sebelum akhirnya di bebaskan bersyarat pada akhir Juli 2012). [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Loekman Hakim (Sumber: tribunnews.com)"][/caption] Masih berbau nafas Islami, pada akhir Desember 2014 lalu, Ilsyah Ryan Reza -- atau intim disapa Reza -- mengundurkan diri dari Noah. Drummer bangkotan di Noah yang sudah menjadi pilar grup itu sejak Peterpan didirikan ini cabut tanpa alasan yang jelas. Tapi ada sedikit transparansi perihal mundurnya Reza, yakni dia akan menjalani sebuah aktivitas keislaman, entah dalam bentuk apa. [caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Ilsyah Ryan Reza. (Su,ner: pontianak.tribunnews.com)"]
[/caption] Jalan hidup manusia berbea-beda. Tetapi sungguh menarik menyimak perjalanan spritual sejumlah personelnya mengingat grup band Peterpan/Noah pernah menjadi bahan bisik-bisik para penikmat hiburan di jagat maya sehubungan dengan keterlibatan Ariel di sebuah tontonan dewasa dalam dua versi. Loekman, kelahiran Cianjur 30 Desember 1975, harus diakui menjadi ikon penting Peterpan maupun Noah dengan sentuhan akor gitarnya untuk menerjemahkan lagu-lagu sederhana gubahan Ariel menjadi sajian gurih dan empuk. Ia hanya tamatan SMA, namun karakternya sangat kuat (dengan terus menekuni musik dan menikah tanpa penghasilan segede sekarang). Panggilan batin tak datang dua kali. Ia memanfaatkan 'teguran' dari Tuhan untuk mendalami agama Islam dalam suasana tak menentu ketika Peterpan mati suri saat Ariel dibui. Loekman memetik hikmah itu dengan bergabung di Jamaah Tabligh, sebuah gerakan dakwah yang didirikan di India oleh Muhammad Ilyas pada 1926. Ia tidak sendiri. Ada Reza yang juga mengikuti jejaknya (Tempo 25/12/2014). Tetapi justru Reza yang kemudian memutuskan hengkang untuk makin menekuni dunia barunya itu, sementara Loekman masih bertahan di Noah. Pilihan Loekman didasari oleh keyakinannya bahwa dia bisa membelah waktunya untuk dua dunia, dakwah dan musik. Sedangkan Reza mengaku ingin fokus ibadah. Di menjelang matang -- kelahiran Poso, Sulawesi Tengah, 11 Maret 1977 -- Reza meniti jejak dua rocker kenamaan di era 80-an yang beralih menjadi pendakawah, yakni almarhum Gito Rolies dan Harry Moekti. Gito aktif sebagai dai setelah malang melintang di panggung musik dan beragam bentuk kenakalan remaja, sebelum berpulang pada 2008 di usia 60. Ia menderita kanker kelenjar getah bening sejak 2005. Sementara itu Harry menyerahkan hidupnya di jalan ibadah setelah bertahun-tahun dipuja penikmat musik negeri ini lewat sejumlah lagunya yang top pada masa itu, sebut saja Lintas Melawai, Ada Kamu, Aku Suka Kamu Suka, Satu Kata, dan sebagainya. Reza telah resmi pergi. Ia tengah merangkai titian yang diyakininya sebagai jalan hidupnya. Loekman pun demikian, meski ia masih bertengger di ingar bingar panggung musik, tak seperti Reza yang berpindah haluan. Sementara itu Noah masih berdiri tegak menjumputi tempik sorak fans-nya yang tergila-gila kala kelompok itu telah berusia 15 tahun, bahkan mungkin lebih gila ketimbang saat grup ini masih bernama Peterpan. [caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Ariel Noah. (Sumber: entertainment.kompas.com)"]
[/caption] Sebuah pertanyaan menyelinap dalam tengkorak kepala saya, apakah Nazril Irham -- maksud saya Ariel -- juga bakal mendapat hidayah serupa dua rekannya untuk mengikuti jejak Gito Rolies dan Harry Moekti? Atau, setidak-tidaknya, membuntuti perjalanan spiritual Loekman maupun Reza ... -Arief Firhanusa-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H