Lihat ke Halaman Asli

Firhansya rabbani

Berkuliah di Universitas Pembangunan Jaya

Bagaimana Cara Orang Tua Mendidik Anak

Diperbarui: 19 Desember 2023   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Agung Pandit Wiguna from Pexels: https://www.pexels.com/photo/man-standing-beside-his-wife-teaching-their-child-how-to-ride-bicycle-1128318/ 

Pendekatan komunikatif dalam hubungan orang tua dan anak memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan kognitif anak. Komunikasi yang efektif bukan hanya sekedar pertukaran kata-kata, tetapi juga melibatkan ekspresi emosional, penerimaan, dan model perilaku. Komunikasi antara orang tua dan anak menjadi dasar bagi pembentukan berpikir anak. Sejak bayi, anak-anak terpapar pada bahasa dan ekspresi orang tua mereka. Menyanyikan lagu, bercerita, dan memberikan respons positif ketika anak mencoba berkomunikasi adalah langkah awal yang membangun fondasi untuk perkembangan bahasa dan pemahaman dunia sekitar. Ketika orang tua memberikan perhatian dan menggali cara-cara kreatif untuk berkomunikasi dengan anak, mereka secara tidak langsung mengajarkan anak tentang kekuatan ekspresi verbal dan non-verbal. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua mereka. Ini mencakup cara berpikir, respon terhadap situasi, dan penyelesaian masalah. Komunikasi orang tua yang positif dan konstruktif memberikan contoh bagi anak tentang bagaimana berpikir secara kritis, memecahkan masalah, dan mengelola emosi. Mari kita simak beberapa contoh cara orang tua mendidik anaknya. 

Photo by Emma Bauso from Pexels: https://www.pexels.com/photo/family-of-four-walking-at-the-street-2253879/

1. Mengajarkan Kejujuran  

Orang tua secara konsisten menekankan pentingnya kejujuran dan integritas, anak-anak mungkin membentuk pemikiran bahwa nilai-nilai ini adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, komunikasi orang tua menjadi landasan utama untuk mentransmisikan nilai-nilai tersebut.

Photo by Kindel Media from Pexels: https://www.pexels.com/photo/woman-in-blue-shirt-talking-to-a-young-man-in-white-shirt-8550841/ 

2. Mendengarkan Cerita anak

Komunikasi yang penuh perhatian, positif, dan memberikan dukungan emosional dapat meningkatkan kepercayaan diri anak-anak. Dalam suasana seperti ini, anak merasa nyaman untuk mengeksplorasi gagasan, mengungkapkan ide-ide mereka, dan berpartisipasi dalam diskusi keluarga. Sebaliknya, komunikasi yang seringkali kritis atau menekan dapat meredam keinginan anak untuk berbagi dan belajar melalui percakapan. Kepercayaan diri yang dibangun melalui komunikasi yang positif dapat membantu anak-anak untuk berpikir lebih terbuka, kreatif, dan mandiri. 

Photo by cottonbro studio from Pexels: https://www.pexels.com/photo/a-mechanic-talking-to-his-little-daughter-at-an-auto-repair-shop-4481925/ 

3. Mengajarkan cara berpikir kritis

 Orang tua yang merangsang pemikiran kritis dapat membentuk kemampuan anak-anak untuk menganalisis informasi, menyusun argumen, dan mengambil keputusan yang bijaksana. Ketika orang tua mendukung diskusi terbuka, mendorong anak-anak untuk menyusun pendapat mereka sendiri, dan memberikan pertanyaan yang merangsang pemikiran, mereka membantu melatih pikiran kritis anak-anak. Hasilnya, anak-anak dapat menjadi lebih mandiri dalam pemikiran mereka dan dapat menilai informasi dengan lebih bijaksana. Komunikasi orang tua yang efektif melibatkan pemecahan masalah. Anak-anak yang terbiasa dengan diskusi keluarga yang konstruktif akan belajar untuk melihat tantangan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh.

Photo by Tatiana Syrikova from Pexels: https://www.pexels.com/photo/a-little-girl-and-her-dad-painting-a-cardboard-house-3933259/ 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline