Pada masa remaja, terjadi perubahan dalam segala aspek meliputi biologis, kognitif, dan sosio-emosional pada diri dan tentunya diikuti pula dengan proses berpikir yang abstrak hingga kemandirian [1]. Remaja merupakan tahapan perkembangan dari anak-anak ke dewasa yang dimulai dari usia 11 hingga 19 atau 20 tahun [2]. Sebuah penelitian juga mengatakan bahwa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, pada masa remaja ini juga memunculkan minat pada karir, pacaran, dan melakukan eksplorasi identitas [3]. Selain itu remaja juga akan mulai begaul dengan lingkungan sekitarnya seperti membentuk persahabatan hingga menjalin hubungan romantis dengan lawan jenis [4]. Hubungan romantis atau biasa disebut dengan pacaran merupakan sebuah hubungan yang dijalin oleh dua yang terlibat intimasi [1]. Menjalani hubungan pacaran pada masa remaja sering kali terjadi konflik yang dapat menyebabkan hubungan tersebut berakhir.
Remaja yang mengalami putus cinta biasanya akan menunjukkan reaksi kehilangan, kesedihan, marah dan menyesal saat awal hubungan tersebut berakhir, hal ini disebabkan individu yang masih mencintai pasangannya [5]. Remaja yang ditimpa masalah putus cinta dengan tingkat yang sudah berlebihan akan menunjukkan reaksi sedih yang berkepanjangan [5]. Putus cinta dapat menyebabkan seorang individu mengalami depresi yang dapat merusak fungsi individu tersebut dalam kehidupan sosial [6]. Remaja yang mengalami depresi dapat mengarahkan remaja tersebut pada tindakan negatif seperti bolos sekolah, mengurung diri, terjerat pergaulan bebas, meminum minuman keras hingga memakai narkoba [1].
Berikut merupakan ciri-ciri depresi [7] :
1. Perasaan sedih yg terus menerus
2. Mengganggu kesehatan fisik dan kehidupan sosial
3. Mudah tersinggung
4. Mudah tertekan
5. Takut
6. Tidak bersemangat
7. Berkonflik dengan teman atau keluarga
Depresi ialah sebuah gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan bersedih secara berlebihan yang dilakukan terus-menerus hingga mengganggu kondisi fisik dan kehidupan sosial seorang individu [8]. Gejala depresi juga biasa ditunjukkan seperti kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya energi yang menuju pada meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah melakukan kegiatan ringan) dan menurunnya aktivitas [9]. Depresi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor biologis, faktor psikologis dan faktor sosial [8]. Penderita depresi memiliki pandangan yang negatif terhadap diri sendiri, dunia, masa depan dan memandang diri sebagai orang yang tidak memiliki kemampuan, merasa sepi, dan tidak berharga. Hidup dipandang sebagai hal yang tidak menyenangkan, tidak memberikan kepuasan, pesimis terhadap masa depan, dan keyakinan bahwa permasalah yang dihadapi saat ini tidak akan membaik. Kondisi ini juga dapat memicu seseorang untuk melakukan bunuh diri [10].