KKN UMD UNEJ 308 Desa Margomulyo memanfaatkan Limbah Baglog Sebagai Inovasi Ramah Lingkungan Menjadi Pupuk Organik (BAJAK : Baglog Jamur Kompos)
Sebagai bagian dari Kuliah Kerja Myata (KKN), mahasiswa Universitas Jember menginisiasi pengelolaan limbah untuk menciptakan barang yang memiliki nilai guna bagi masyarakat di Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Selama kurang lebih empat tahun, desa ini telah mengembangkan budidaya jamur tiram sebagai salah satu potensi lokalnya. Permintaan jamur tiram yang terus bertambah dari waktu ke waktu mendorong petani untuk meningkatkan produksinya. Dibalik keberhasilan usaha budidaya jamur tiram di Desa Margomulyo, terdapat masalah berupa timbunan limbah baglog jamur yang sudah tidak produktif. Baglog jamur yang telah selesai masa produktifnya tidak dapat digunakan kembali, sehingga berpotensi terjadi penumpukan disekitar lingkungan tempat budidaya. Limbah baglog yang belum dikelola secara tepat tersebut dapat menjadi sumber pencemaran lingkungan dan memunculkan masalah sosial.
Firdhoesa, salah satu mahasiswa KKN UNEJ menyatakan tentang pentingnya mengedukasi masyarakat terhadap pengelolaan limbah disekitar lingkungan agar dapat menjadi barang yang memiliki nilai guna.
"Terkait dengan belum adanya pengelolaan limbah baglog oleh petani budidaya jamur di Desa Margomulyo, menurut saya keadaan ini sangat tepat untuk diperkenalkan tentang pengelolaan limbah baglog jamur menjadi produk yang memiliki nilai guna seperti menjadi pupuk organik berkualitas." ujar Firdhoesa.
Hal ini dimaksudkan tidak saja untuk menguatkan inisiasi pembudidaya jamur dalam menjaga, memelihara, dan meningkatkan fungsi lingkungan, akan tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani jamur terkait dengan pengembangan usaha tani berbasis limbah baglog.
Rukmana, seorang petani jamur di Margomulyo, menyambut baik sosialisasi program KKN ini. Ia mengungkapkan apresiasinya terhadap kelompok KKN UNEJ, dan menyatakan bahwa "Pupuk kompos limbah baglog ini dapat menjadi alternatif yang baik di tengah kebingungan petani dalam mengatasi limbah baglog yang selama ini hanya dibuang dan ditumpuk secara sia sia. Selain itu, juga dapat menjadi salah satu alternatif tambahan bagi pupuk kimia yang saat ini harga jualnya tinggi." Dengan mengolah limbah baglog jamur menjadi pupuk, kita dapat memanfaatkan nutrisi yang terkandung di dalamnya untuk memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan hasil pertanian. Proses pengelolaan yang tepat tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan ekologi yang signifikan, serta mengubah masalah limbah menjadi solusi keberlanjutan pertanian di desa tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H