Lihat ke Halaman Asli

Firda Winandini

Lifestyle Blogger Www.firdawinandini.com

Tanggap Sampah Bersama Balitbang

Diperbarui: 6 Desember 2017   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah sampah masih menjadi PR bagi pemerintah sampai saat ini. Karena dengan berlangsungnya kehidupan manusia maka sampah yang dihasilkan pun akan terus bertambah, karena sudah menjadi konsekuensi dimana terdapat aktivitas masyarakat, maka disana pula sampah dihasilkan. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi, produktivitas masyarakat memiliki peranan sangat besar terkait permasalahan sampah ini. Setiap aktivitas pembuatan produk akan menghasilkan sampah. Kebayang kan berapa banyak aktivitas penggunaan produk dalam sehari, yang artinya produksi sampah pun terus bertambah setiap harinya.

Hal ini tentu saja menjadi perhatian bagi pemerintah di perkotaan maupun pedesaan, contohnya saja Kota Bandung sebagai salah satu kota metropolitan dan ibu kota dari provinsi Jawa Barat, saat ini memiliki produktivitas sampah yang cukup tinggi. Dengan penduduk sekitar 2,7 juta jiwa, sampah yang dihasilkan dalam sehari bisa mencapai 1.500 -- 1.600 ton dalam hitungan hari. Tentu kondisi ini juga menjadi alarm bagi pemerintah, karena jika produktivitas sampah yang meningkat tadi tidak diimbangi dengan pengetahuan masyarakat tentang cara pengolahan sampah, semakin hari sampah di Bandung akan semakin bertambah.

Maka dari itu, hari Minggu 19 November 2017 kemarin, pemerintah melalui Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) melaksanakan sebuah kegiatan di Car Free Day Dago Bandung dalam hal memperkenalkan kepada masyarakat bahwa lingkungan bersih dan sehat merupakan hak setiap masyarakat. Dan untuk menciptakan lingkungan tersebut, dibutuhkan juga peran masyarakat dalam pencapaiannya.

Acara ini dimulai dari pukul 06.00 sampai dengan pukul 10.00 pagi dengan berbagai rangkaian acara menarik yang dibuka oleh senam Aerobik bersama masyarakat dan Balitbang PUPR. Selain senam Aerobik yang seru, disediakan juga photobooth bagi masyarakat yang ingin mengabadikan momen bersama Balitbangpupr. Dan di acara intinya, dilaksanakan juga diskusi terkait pengolahan sampah dalam meminimalisir banjir serta program - program menuju pengembangan kota hijau.

balitbang-2-5a275593756db5222d192ef2.jpeg

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Arief selaku perwakilan dari Balitbang PU bagian PUSKIM (Puslitbang Perumahan dan Pemukiman), sumber paling besar dari produktivitas sampah tentunya adalah lapisan rumah tangga, mengapa ? Karena rumah tangga merupakan bagian paling berperan aktif dalam produksi sampah di Indonesia.

Oleh sebab itu Balitbang PU melalui jajarannya yang bernama PUSKIM (Puslitbang Peumahan dan Pemukiman) tersebut mengajak setiap penduduk  khususnya lapisan rumah tangga untuk lebih mengenal sampah bukan sebagai musuh yang mesti dibuang dan dimusnahkan tapi sebagai sesuatu yang dapat menciptakan nilai ekonomis yang tinggi.

Hal ini tentunya harus berawal dari kesadaran masyarakat akan sampah yang harus diubah, jika masyarakat menganggap sampah adalah sesuatu yang memiliki nilai ekonomis, maka pemilahan sampah dapat berjalan dengan lancar. Karena proses memilah  inilah yang menjadi kunci dasar dalam pengolahan sampah.

Pemanfaatan sampah ini bisa dilakukan mulai dari bagian paling bawah yaitu rumah tangga, diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut dapat menunjang sosialisasi terhadap masyarakat terkait pemberdayaan 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) yang dimana dapat mengajarkan masyarakat dalam memilah sampah organic dan anorganik untuk diolah kembali menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis.

Untuk sampah organik, selanjutnya dapat diolah kembali menjadi pupuk kompos yang dimana pemanfaatannya bisa dipakai oleh bidang pertanian atupun pemanfaatan di rumah masing -- masing. Tentu saja hal ini akan menjadi nilai tambah bagi perekonomian masyarakat.

Sosialisasi sampah terhadap masyarakat ini telah terintegrasi oleh pemerintah, dimana dalam sosialisasi ini sampah plastik yang dianggap tidak dapat digunakan kembali dan merupakan sampah yang abadi, dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi minyak,aspal, dan bahan lainnya yang tentu saja memiliki nilai ekonomis cukup tinggi.

Di acara ini juga diperkenalkan beberapa program pengolahan limbah sampah menjadi yang bernilai ekonomis, seperti contohnya teknologi campuran beraspal menggunakan limbah plastik yang dimana komponen utama dari teknologi ini yaitu pemanfaatan limbah plastik (kresek ) hitam yang dianggap sulit diolah dan hanya dapat hancur dalam ratusan tahun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline