Lihat ke Halaman Asli

25 Juni 2011

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih terekah senyum yang menyimpulkan pendar rembulan di hati
juga jumawa suasana menghangatkan beban-pikir
agar terlelapkan nuansa tawa, merajut dalam manis cahaya.

Ada saat raga menemukan nyawa
: seperti pelat rindu yang tersamarkan di balik keadaan
dan tepat mendapatkan cita juga pengharapan
agar sempurna keindahan yang teranumkan dalam lindap kalbu.

Inilah turbir perasaan itu, memekakkan alam menembus cakrawala
terekam pada jala-mata menerbangkan pualam mahacahaya

...

waktu pun berlalu
: mengikis kerapuhan yang bersemayam dalam bayang-kelam.

...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline